Kualitas Wasit Indonesia Semakin Menyedihkan

Senin, 23 Januari 2017 – 11:05 WIB
Ilustrasi wasit. Foto: AFP

jpnn.com - jpnn.com - PSSI berencana mendirikan akademi wasit guna mendongkrak kualitas juru adil lapangan hijau dalam negeri. Hal tersebut disambut baik oleh mantan penggawa Persib Fiator Ambarita.

Fiator yang juga mantan wasit ini menilai cukup minim wasit asal Indonesia yang bisa memimpin pertandingan internasional.

BACA JUGA: Luis Milla Janji Bentuk Timnas Seperti Spanyol

Dia berharap berdirinya akademi wasit nanti bisa menjadi modal bagi para pengadil dalam negeri untuk melebarkan sayap tak melulu di pentas domestik.

”Kalau menurut saya sih bagus, selama ini saya melihat wasit di kita ini kurang perhatian. Artinya, yang pernah memimpin pertandingan misalkan di Asean hanya beberapa orang saja, seperti Jimi Napitupulu. Sementara negara Malaysia, Singapura ada wasitnya ya ke pentas dunia, karena dipersiapkan,” kata Fiator.

BACA JUGA: Target U-19 dan U-16 Harus Juara di AFF

Fiator juga berharap evaluasi terhadap wasit jangan melulu saat menjelang liga digelar. Namun harus berkelajutan sekalipun sedang fase kompetisi berhenti.

Dia miris, tak banyak wasit asal Indonesia yang dapat memimpin pertandingan setara dunia bahkan Asia Tenggara.

BACA JUGA: Tenang, Kendala Bahasa Luis Milla Tak Akan Jadi Masalah

”Wasit Indonesia juga sekarang di Asia Tenggara enggak kelihatan. Di Piala AFF 2016 kemarin juga kan enggak muncul. Saya sebagai mantan wasit jadi miris juga,” katanya.

Padahal Indonesia juga memiliki wasit yang sudah mengantongi lisensi FIFA, sebut saja Thoriq Alkatiri, Faulur Rosy dan Retu Samet Wijaya. Menurutnya memang tak semua wasit bisa punya peluang mendapatkan lisensi walaupun itu hanya lingkup nasional.

”Wasit-wasit kita kan harus bayar kalau mau dapat lisensi C2, C3 misalnya, tapi dengan adanya akademi kan nanti enggak bayar. Jadi memang nanti dipilih wasit terbaik yang bisa masuk akademi," urainya.

Kinerja wasit di lapangan memang menjadi penilaian masyarakat khususnya pegiat sepak bola. Keputusan yang keliru tak jarang membuat pertandingan menjadi panas.

Namun untuk mewujudkan sepak bola yang fair play, menurutnya, tak bisa dibebankan semuanya kepada wasit. Dikatakan, para stakeholder di PSSI pun berperan menjadikan sepak bola yang bersih dari upaya nakal.

Dia menilai, di Liga Primer Indonesia (LPI) sebenarnya sudah ada konsep yang jelas untuk menjadikan sepak bola Indonesia bebas nepotisisme. Idealnya, dia sampaikan, pengurus di PSSI jangan sampai ada yang merangkap jabatan di setiap tim peserta kompetisi.

”Pengurusnya jangan sampai ada kepentingan apa apa. Misalnya anggota exco jangan sampai merangkap jabatan atau berhubungan dengan tim-tim yang ada di bawah. Sebenarnya dulu di LPI sudah seperti itu,” pungkasnya. (ryt/rie)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiba di Kantor PSSI, Luis Milla: Hello, hai...


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler