jpnn.com, JAKARTA - Kinerja BNI Syariah triwulan III 2018 mengalami pertumbuhan yang semakin positif. Laba bersih mencapai Rp 306,6 miliar atau naik 24,3 persen dari September 2018 sebesar Rp 246,6 miliar.
Cerminan pertumbuhan terlihat dari aset BNI Syariah pada triwulan 3 2018 yang mencapai Rp 38,9 Triliun atau naik sebesar 21,5 persen year on year (yoy) dari triwulan 3 pada 2017. Angka tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan industri sebesar 14,2 persen.
BACA JUGA: BNI Syariah International Islamic Expo 2018 Digelar 3 Hari
Dari sisi bisnis, BNI Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp26,9 Triliun atau naik 19,3 persen yoy dengan kontribusi pembiayaan terbesar pada segmen konsumer sebesar Rp13,6 Triliun (50,8%) diikuti oleh segmen Komersial sebesar Rp6,1 Triliun (22,5%), segmen Kecil dan Menengah Rp5,8 Triliun (21,5%), segmen Mikro Rp1,0 Triliun (3,8%) dan Hasanah Card Rp394 Miliar (1,5%).
Selain pembiayaan, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp33,5 Triliun atau naik 21,4 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan industri sebesar 9,6 persen dengan jumlah nasabah sebesar 2,8 juta.
BACA JUGA: Jangan Khawatir, Nasabah Tetap Bisa Transaksi BNI Syariah
“Pencapaian kinerja perusahaan yang positif ditunjang oleh pertumbuhan pembiayaan yang berkualitas, ekspansi dana murah serta efisiensi operasional sehingga menghasilkan profitabilitas yang optimal. Alhamdulillah, secara umum kinerja BNI Syariah terus tumbuh secara konsisten di atas rata-rata industri," ujar Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo.
Peningkatan efisiensi dengan meningkatkan ekspansi dana murah (CASA) melalui kerjasama dengan Institusi, Perguruan Tinggi, Sekolah dan Komunitas salah satunya program pelatihan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) untuk optimalisasi manajemen keuangan masjid di 10 kota. Per September 2018 komposisi DPK didominasi oleh dana murah (giro dan tabungan) mencapai 54,19 persen meningkat dibanding posisi yang sama tahun lalu sebesar 48,70 persen.
BACA JUGA: Triwulan II, Laba BNI Syariah Capai Rp 202,9 miliar
Selain itu, untuk menjaga beban operasional agar tetap efisien BNI Syariah bersinergi dengan BNI Induk dalam hal shared services, dan operasional perbankan lainnya serta optimalisasi marketing communication melalui channel digital dan online termasuk sosial media. Per September 2018 BOPO BNI Syariah tercatat sebesar 85,49 persen lebih rendah dibanding posisi yang sama tahun lalu sebesar 87,62 persen.
Dalam ekspansi pembiayaan, BNI Syariah fokus kepada sektor low risk dengan terus memonitor kualitas pembiayaan secara konsisten sehingga menghasilkan yield yang optimal. Per September tahun 2018 rasio Non Performing Financing (NPF) BNI Syariah sebesar 3,08 persen membaik lebih rendah dibanding posisi yang sama tahun lalu sbesar 3,29 persen.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 3 Pendorong Utama Laba BNI Syariah Naik Jadi Rp 202 Miliar
Redaktur & Reporter : Yessy