Kuatkan Fungsi BPP Kostratani Lewat Temu Lapang Petani

Rabu, 22 Juni 2022 – 14:29 WIB
BPP Ubung sebagai lokasi SIMURP ikut mendukung transformasi BPP menjadi Kostratani. Foto: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian akan selalu memaksimalkan program pembangunan pertanian.

Salah satunya dengan melakukan transformasi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) menjadi BPP Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) melalui kegiatan Hari Temu Lapangan Petani (Farmer’s Field Day).

BACA JUGA: Lewat Program Kostratani, BPP Karangsembung Kebumen Ajarkan Pertanian Cerdas Iklim

FFD merupakan salah satu metode pemberdayaan petani melalui pertemuan antara para petani, peneliti, dan penyuluh untuk saling tukar menukar informasi tentang teknologi pertanian yang diterapkan dan diharapkan adanya umpan balik dari petani.

Kegiatan ini dapat dilaksanakan pada saat panen dan atau pada tahapan proses budi daya untuk menyampaikan pesan terkait dengan penerapan teknologi, khususnya yang berkaitan dengan upaya peningkatan produksi dan produktivitas baik pada komoditas padi, jagung, kedelai ataupun aneka cabai sesuai dengan program pembangunan pertanian yang digulirkan pemerintah.

BACA JUGA: Sudah Punya Anak, Bu MSM Malah Berbuat Tak Terpuji

Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kostratani ialah pusat pembangunan pertanian di kecamatan.

"Kostratani merupakan optimalisasi tugas, fungsi, dan peran BPP dengan memanfaatkan teknologi informasi dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional, ujar Syahrul.

Mentan mengatakan bahwa fungsi BPP Kostratani ada lima poin. Yaitu BPP sebagai pusat data dan informasi pertanian, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agrobisnis, dan pusat jejaring kemitraan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi memberikan apresiasi kepada penyuluh dan petani di seluruh Indonesia, termasuk BPP Ubung sebagai lokasi SIMURP telah mendukung transformasi BPP menjadi Kostratani.

Kostratani merupakan penguatan peran dan fungsi BPP yang berbasis teknologi informasi serta BPP yang mampu memberikan contoh dalam penerapan pertanian cerdas iklim atau CSA yang tentunya membutuhkan SDM berkualitas.

Dedi menambahkan jika bertani merupakan sarana untuk mendapatkan keuntungan, maka harus dibangun sistem bisnis pertanian yang kukuh dari hulu sampai hilir.

“Harus dibangun sistem agrobisnis yang kukuh dimulai dari pemberdayaan petani dan penyuluh sebagai ujung tombak pembangunan pertanian," ujar Dedi. (rhs/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler