Kubu Deviardi Sebut Suap SKK Migas untuk Partai Demokrat

Senin, 09 Desember 2013 – 20:05 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Uang USD 200 ribu yang ditemukan di ruangan kerja Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Waryono Karno adalah uang dari bos PT Kernel Oil Singapura Widodo Ratanachaitong. Hal ini disampaikan Effendi Saman, penasihat hukum Deviardi alias Ardi, pelatih golf mantan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini.

"Iya itu uang Widodo, yang serinya sama. Uang itu akan diserahkan ke Pak Rudi, nanti Rudi lah yang membagikan ke anggota DPR dan ke sekjen. Rudi memberitahu tidak hanya untuk THR tapi juga ke sekjen, lalu apa untuk negosiasi tata kontrak Migas terutama untuk Widodo," kata Effendi di KPK, Jakarta, Senin (9/12).

BACA JUGA: Haris Terima Didakwa Suap Wa Ode

Menurut Effendi, Menteri ESDM Jero Wacik mengetahui soal uang yang ada di ruang kerja Waryono. "Saat ini sudah ada indikasi yang kuat (keterlibatan Jero). Nanti ini akan diungkap dalam persidangan saat Deviardi sebagai terdakwa," ujar Effendi.

Ia menjelaskan, Deviardi pernah berkomunikasi dengan Jero di lapangan golf. Namun, pembicaraan keduanya bukan terkait permintaan uang. "Tapi mengenai proyek-proyek, tender proyek saja dengan Rudi karena kan sedang mendampingi," katanya.

BACA JUGA: SBY: Politisasi Hukum Bisa Rugikan Orang yang Tidak Bersalah

Selain itu, Effendi mengatakan, uang suap kepada Rudi juga digunakan untuk kepentingan Partai Demokrat. Apalagi ada empat nama kader Partai Demokrat yang disebut-sebut terlibat dalam perkara SKK Migas. Mereka adalah Sekjen PD Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas, Jero yang menjabat Sekretaris Majelis Tinggi PD, Ketua DPP PD Sutan Bhatoegana, dan politisi PD Tri Yulianto.

"Kita tahu ada empat nama yang disebut Deviardi dan Rudi itu dari Partai Demokrat, artinya apa? Tidak salah jika Deviardi mengatakan itu ada kepentingan lain yaitu kepentingan partai," ujar Effendi.

BACA JUGA: Lima Penyebab Pemerintahan Tidak Efektif

Ardi pernah bersaksi dalam persidangan Simon pada Kamis (28/11) lalu. Saat itu dia menyebut nama Dipo Alam dan Ibas. Effendi menjelaskan, alasan Ardi menyebut nama Dipo Alam dan Ibas.

"Saat Deviardi berbicara dengan Widodo maka disebutkan nama Ibas dan Dipo Alam. Itu ketika Widodo mengatakan bahwa transaksi-transaksi itu dari partai tertentu. Kita nanti bicarakan di persidangan, karena enggak mungkin saya mengatakan sekarang," kata Effendi. (gil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahfud – Jokowi Dianggap Pasangan Serasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler