Kubu Prabowo Ancam Ganjal Pelantikan Presiden

Berbekal 60 Persen Lebih Kursi di Parlemen

Sabtu, 26 Juli 2014 – 14:37 WIB
MANUVER POLITIK: Prabowo bersama sejumlah pimpinan parpol anggota Koalisi Merah Putih (22/7). Foto: Wahyudin/Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA – Sejumlah partai pendukung kubu Prabowo-Hatta Rajasa terus bergerak di parlemen. Mereka mengingatkan bahwa wacana pembentukan pansus pilpres bisa berimplikasi serius.

Anggota komisi II dari PKS Gamari Sutrisno mengatakan, meski pasangan Jokowi-Jusuf Kalla sudah dinyatakan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan sah secara hukum, yang bersangkutan belum bisa serta-merta dipastikan menjadi presiden dan wakil presiden terlantik.

BACA JUGA: SBY Ingatkan, Mega dan JK Juga Pernah Menggugat Hasil Pilpres

Hal itu, menurut dia, terjadi jika ternyata koalisi permanen Prabowo-Hatta tidak menghendaki adanya pelantikan tersebut.

”Kalau kita hitung koalisi permanen, ada 60 persen lebih di parlemen ini. Ketika mereka tidak menyetujui pelantikan dengan cara tidak menghadiri sidang umum MPR, bisa saja. Pansus bisa merekomendasikan itu,” kata Gamari di Jakarta, Jumat (25/7).

BACA JUGA: Jokowi-JK Harus Dekati Pendukung Prabowo yang Solid

Meski demikian, dia membantah rencana pembentukan pansus memang sengaja untuk menghambat pelantikan presiden dan wakil presiden yang telah ditetapkan KPU.

”Bukan. Kita hanya ingin meluruskan sesuatu yang keliru, sesuatu yang penuh dengan kecurangan,” elaknya.

BACA JUGA: KPU Jangan Anggap Sepi Gugatan Prabowo-Hatta

Secara terpisah, menghadapi kepungan kubu Prabowo-Hatta, Wasekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan, presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) memiliki jurus untuk menghadapinya. Bukan hanya terkait proses politik di DPR, namun juga menghadapi gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) maupun PTUN.

Jurus tersebut, ungkap dia, adalah dukungan kekuatan rakyat. ”Sebab, Jokowi sejak awal memiliki keyakinan politik bahwa basis legitimasi yang diberikan rakyat melalui dukungan ribuan relawan dan puluhan juta rakyat yang bergerak dalam satu kesatuan semangat perubahan menjadi benteng terkuat Jokowi untuk menghadapi gerakan ketidakpuasan tersebut,” kata Hasto di Jakarta, Jumat.

Dia melanjutkan bahwa memang ada beberapa hal yang harus diperbaiki dalam sistem pemilu Indonesia. Namun, apa pun, terbukti rakyat telah memberikan kepercayaan yang begitu kuat. ”Rakyat telah bersuara dan itulah suara kebenaran yang harus terus-menerus kita dengarkan,” lanjutnya.

Hasto juga menyatakan, tim Jokowi-JK akan mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya terhadap proses hukum dan politik yang sedang dijalankan tim Prabowo-Hatta.

Meski proses itu telah berjalan, tekad untuk Indonesia satu yang disuarakan melalui salam tiga jari tetap tidak akan berhenti dikumandangkan.

”Salam tiga jari adalah gerak rekonsiliasi nasional yang muncul dari jiwa terdalam untuk Indonesia yang lebih baik,” tandasnya. (bay/dyn/c6/fat)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggota DPR Apresiasi Sidak KPK di Soekarno-Hatta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler