jpnn.com, JAKARTA - Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) memastikan pencalonan Ketua Umum Prabowo Subianto sebagai presiden 2019 sudah final pada 11 April lalu di Hambalang, Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Dalam diskusi bertajuk Politik Copras-Capres di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (21/4), Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Ahmad Riza Patria pun menjelaskan kenapa Prabowo belum deklarasi.
BACA JUGA: PDIP: Jokowi Sudah Capres, yang Lain Masih Copras
"Pada 11 April itu semua sudah selesai. Sebelum tanggal itu, dewan pimpinan cabang (DPC) dan dewan pimpinan daerah (DPD) Partai Gerindra sudah melakukan deklarasi di daerah masing-masing," katanya.
Kemudian, lanjut Riza, deklarasi disatukan di Hambalang. "Intinya seluruh DPC, DPD, meminta Pak Prabowo menjadi capres. Pada saat itu langsung dijawab “saya Prabowo Subianto siap menerima tugas, amanat, sebagai capres 2019 dengan sepenuh tenaga, jiwa dan raga”. Jadi, sebetulnya selesai karena itu lebih dari sebuah deklarasi,” kata Riza.
BACA JUGA: Gerindra: Jokowi Sangat Mungkin Dikalahkan
“Kalau deklarasi itu kan hanya seremoni. Tapi, ini ibaratnya sudah ijab kabul. Apa yang disampaikan DPC, DPD sudah disambut seluruh jiwa raga dan tenaga dengan siap,” tambah wakil ketua Komisi II DPR itu.
Soal koalisi, Riza menambahkan, Partai Gerindra tidak perlu khawatir. Sebab, Gerindra sebagai partai ranking tiga nasional, tidak perlu banyak-banyak partai politik untuk berkoalisi demi memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden (capres) 2019.
BACA JUGA: Pilpres 2019: Kelompok Penyokong Gatot Bermain Dua Kaki?
“Jadi, Gerindra tidak seperti Jokowi yang petugas partai harus mencari banyak-banyak. Cukup satu partai di antara yang tersisa. Jadi, kami optimisis ada dua partai yang akan berkoalisi dengan Partai Gerindra,” ungkap Riza.
Sementara Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengatakan partainya sudah hampir 95 persen akan berkoalisi dengan Partai Gerindra.
Saat ini, kata Mardani, PKS dan Partai Gerindra tengah melakukan finalisasi koalisi. “Kami finalisasi melauncing siapa capres dan cawapres,” ujar Mardani.
Bahkan, Mardani mengatakan, ada sebuah usulan ketika mengumumkan pasangan capres dan cawapres nanti sekalian menyampaikan pengumuman kabinet.
“Ada usulan, juga sekaligus umumkan line-up kabinetnya. Sehingga nanti orang tidak pilih kucing dalam karung,” tutur Mardani.
Dia menambahkan, hubungan PKS dan Gerindra itu lebih kepada institusional. Ketika presiden PKS berganti dari Anis Matta ke Sohibul Iman, tetap berkoalisi dengan Partai Gerindra. Dia mengatakan, saat ini partainya juga masih menunggu Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat untuk bergabung.
Kalau tidak bergabung, maka PKS dan Partai Gerindra juga tetap akan bekerja. “Perlu dipahami tidak satu patai punya full tiket. Semua sharing tiket. Jadi, Gerindra dan PKS tidak bisa memutuskan sepihak, semua harus ditaruh di atas meja dimusyawarahkan untuk kepentingan bangsa dan negara,” paparnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sandiaga Uno Sebut Kesimpulan Mahfud MD Terlalu Dini
Redaktur & Reporter : Boy