Kubu Prabowo Sentil TKN yang Tolak Bambang Widjojanto

Senin, 31 Desember 2018 – 14:59 WIB
Bambang Widjojanto dan Anies Baswedan berkampanye di Pesing, Jakarta Barat. Foto: Ist

jpnn.com, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, keberatan masuknya nama mantan Komisioner KPK Bambang Widjojanto sebagai panelis debat pertama calon presiden dan calon wakil presiden.

Namun, kondisi sebaliknya terjadi di Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Mereka tidak mempersoalkan masuknya nama BW. Sebab, hal itu merupakan kewenangan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). 

BACA JUGA: Ini 8 Panelis Debat Perdana Pilpres 2019

"Itu terserah KPU mau merespons atau tidak. Itu wewenang KPU. Kami siap siapa pun panelisnya," kata anggota BPN Prabowo-Sandi, Nizar Zahro menjawab JPNN, Senin (31/12). 

Nizar pun memberikan sekadar masukan buat TKN Jokowi-Ma'ruf, agar jangan sensitif dengan latar belakang politik seseorang. Pilihan politik sangat dinamis. Bisa berubah setiap saat. 

BACA JUGA: Ada yang Kurang Sreg Bambang Widjojanto jadi Panelis Debat

Misalnya dulu Anies Baswedan dan Sudirman Said adalah pendukung Jokowi, sekarang keduanya mendukung Prabowo.

Bisa saja Bambang Widjajanto dulu mendukung Anies-Sandi, sekarang menjadi tokoh netral.

BACA JUGA: BW Jadi Panelis Debat Capres, TKN Jokowi-Maruf Kurang Sreg

"Tidak adil jika sejarah politik dijadikan tolok ukur menjustifikasi seseorang. Harus dilihat posisi politiknya saat ini," ujar ketua DPP Partai Gerindra, itu.

Menurut Nizar, kalau benar Bambang Widjayanto ditolak oleh timses sebelah itu pertanda mereka takut.

"Saya yakin bukan hanya sekadar alasan netralitas seorang Bambang lebih kepada ketidakinginan publik untuk memahami bagaimana saat itu seorang Presiden tidak berdaya," paparnya.

Soal netralitas, Nizar masih yakin seorang BW yang rekam jejaknya sangat berintegritas akan profesional dalam menjadi panelis. Dia menegaskan tidak mungkin tokoh kaliber BW mengesampingkan dimensi keadilan dalam sebuah debat.

Sekali lagi, kata dia, kalau benar ada penolakan, ini semata-mata masih ada luka lama yang tidak ingin terbongkar ke publik. 

Dia menambahkan, saat ini fenomena BW masih berlanjut pada kasus Novel Baswedan, di mana seorang presiden juga tidak bisa berbuat banyak melihat ketidakadilan dalam menangani masalah tersebut.

"Kalau BW muncul ke publik kasus ini akan jadi ingatan publik dan mereka (tim sebelah) tidak ingin semua ini terjadi," katanya. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kiai Maruf Belum Mau Fokus ke Debat Kandidat


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler