Kudeta Militer Bayangi Thailand

Senin, 08 September 2008 – 12:46 WIB
BANGKOK-Pada 2006, Perdana Menteri Thaksin Shinawatra yang tengah menghadapi tekanan di dalam negeri karena bersikeras menghadiri Sidang Umum PBBBuntutnya, Militer Thailand melakukan kudeta dan Thaksin pun tak hanya kehilangan jabatan, tapi harus melarikan diri ke Inggris

BACA JUGA: Gustav dan Hannah Berlalu, Badai Ike Datang


Kini, Perdana Menteri Samak Sundaravej menghadapi dilema yang sama
Dia dituntut mundur dan punya agenda datang ke Sidang Umum PBB di akhir bulan ini

BACA JUGA: Zardari Diminta Ubah Citra Buruk

Lalu, apa yang dilakukan Samak? Ternyata, seperti Thaksin, dia memilih untuk datang ke markas besar PBB
Tak kuatir dia bakal dilengserkan selama berada di New York, markas besar PBB?
“Saya yakin masih bisa mengatasi situasi yang berkembang,” kata Samak yang berkuasa sejak Januari lalu itu, kemarin (7/9)

BACA JUGA: Putra Mahathir Incar UMNO Youth


Keputusan Samak itu cukup beraniKarena, pihak militer sendiri tak berani 100 persen menjamin bakal tak melakukan intervensiSabtu lalu, misalnya, Panglima Angkatan Bersenjata Thailand Boonsrang Niumpradit menyatakan, sejauh ini pihaknya memang tak berencana melakukan intervensi“Tapi, kalau kondisinya terus tidak menentu seperti sekarang, entah apa yang akan terjadi,” katanya
Demo anti-Samak telah berlangsung tiga bulanPara pendemo yang tergabung dalam Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD) menduduki Kantor Pemerintah di Bangkok, tempat Samak berkantorMereka bertekat bertahan disana sampai Samak yang mereka anggap sebagai boneka Thaksin, mundur dari jabatannya
Mereka meminta Samak mundur untuk mencegah rencana Thaksin mengubah Thailand menjadi republikMeski, Thaksin dan Samak menolak tegas sinyalemen ituSebagai jalan keluar, Samak menawarkan referendum, namun ditolak PAD(Rtr/erm/ttg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sarah Palin Diserbu Kampanye Hitam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler