jpnn.com - jpnn.com - Kecanduan sabu-sabu membuat Arofik, seorang kuli bangunan gelap mata.
Dia memanfaatkan upah yang diterima sebagai kuli untuk membeli narkoba.
BACA JUGA: Ibu Rumah Tangga Diam-Diam Jualan Sabu
Padahal, seharusnya uang tersebut diberikan kepada sang istri dan anak untuk membiayai kehidupan sehari-hari.
Pria 35 tahun tersebut mengenal narkoba sejak 3 bulan lalu.
BACA JUGA: Isi Waktu Tuh Dengan Kegiatan Positif, Malah Jualan SS
Dia diajak temannya yang sama-sama kuli untuk mengisap serbuk putih tersebut.
Ketika itu temannya meyakinkan bahwa sabu-sabu bisa jadi pengganti jamu.
"Katanya, badan jadi kuat dan tidak lemas saat bekerja. Saya akhirnya tertarik," ujarnya.
Rupanya, Arofik mulai keterusan. Kini dia berani mengonsumsi sabu-sabu sendiri.
Dia juga tahu ke mana harus membeli sabu-sabu. "Tiap poket saya beli Rp 250 ribu. Seminggu baru habis," katanya.
Pria asal Bangkalan tersebut membeli sabu-sabu di daerah Pesapen. Pengedarnya bernama Muamar.
Arofik kelimpungan ketika mulai kehabisan uang. Bahkan, dia rela tidak memberikan nafkah kepada anak dan istri.
"Kalau uangnya dikasih kepada mereka, saya beli sabu-sabu pakai apa? Kalau tidak pakai, sakit semua rasanya," terangnya.
Kini Arofik harus merasakan akibat dari ulahnya. Dia ditangkap polisi pada Senin malam (16/1).
Saat itu bapak seorang anak tersebut baru beli sabu-sabu di tempat biasanya. (rid/c16/git/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia