Kuli Seperti Don Juan, Punya 4 Istri, 2 Hidup Serumah

Minggu, 05 Maret 2017 – 16:50 WIB
Ilustrasi. Foto: AFP

jpnn.com - jpnn.com - La Nesa sebenarnya tak memiliki pekerjaan yang bisa menghasilkan gelimang uang.

Pria 27 tahun itu bekerja sebagai kuli angkut di Pelabuhan Samarinda.

BACA JUGA: Pemekaran Bogor Timur Mulai Dikaji Serius

Namun, warga Jalan Damai, Gang Mandiri, RT 28, Kelurahan Sidodamai, Samarinda Ilir, itu ternyata memiliki kemampuan bak Don Juan saat menggaet wanita.

Saat ini, La Nesa memiliki empat istri. Dua di antaranya tinggal satu rumah. Sedangkan dua istri lainnya berada di Ternate dan Baubau.

BACA JUGA: Korbankan Tunjangan PNS Demi Masjid Termegah se-Jabar

Yani dan Amelia Feronika adalah istri kedua dan keempat Nesa.

Mereka tinggal serumah dengan Nesa di Samarinda. Meski begitu, keduanya sangat akur.

BACA JUGA: Lihat Baik-Baik! Ini Tampang Pria Penyodomi Bocah

Namun, Nesa ternyata memiliki tabiat sangat buruk. Dia suka menganiaya istri-istrinya.

Terbaru, Nesa menganiaya Yani dan Amelia, Jumat (3/3).

Nesa kesal karena Amelia merusak laptop milik tetangga.

Nesa mengamuk dan meninju wajah Amelia. Akibatnya, mata Amelia bengkak.

Tak hanya itu, punggung serta rusuk Amelia juga ditendang.

Nesa menghajar kepala Amelia menggunakan palu.

"Saya tidak merusak laptop tetangga. Laptop siapa yang saya rusak? Untuk makan saja susah. Karena dia (Nesa) jarang sekali memberi uang belanja," tutur Amelia saat mengadu ke Polsekta Samarinda Ilir.

Amelia menuturkan, pertengkarannya dengan Nesa terjadi karena sebelumnya dia menyaksikan suaminya bertengkar dan memukuli Yani.

"Yani dipukuli di depan saya. Yani dipukul dengan balok. Namun, Yani tak mau melapor," ujar Amelia.

Tanpa disangka, Nesa ternyata juga langsung menganiaya Amelia.

"Tiba-tiba saya langsung dipukul. Awalnya dengan tangan kosong. Setelah itu dia ambil palu kemudian dipukulkan ke kepala saya," tutur Amelia.

Amelia sebenarnya sudah berteriak meminta tolong.

Namun, Yani hanya bisa diam. Amelia tahu Yani takut dipukuli Nesa lagi.

"Saya berteriak maksudnya supaya tetangga dengar. Memang banyak tetangga yang tahu. Tapi mereka (tetangga) cuma melihat," ucap Amelia.

Penganiayaan yang dilakukan Nesa bukan kali pertama terjadi.

Amelia mengatakan, hampir setiap hari dirinya dihajar tanpa alasan yang jelas.

"Bahkan pernah sampai dagu saya robek. Dulu saya memang tak lapor polisi. Karena ketika itu saya dalam keadaan hamil. Anak saya juga masih kecil. Keluarga dia (Nesa) juga sudah lepas tangan untuk menasihati. Ini saya melapor juga karena usulan keluarga dia," ungkap Amelia.

Setelah menerima laporan Amelia, Unit Reskrim Polsekta Samarinda Ilir bergegas menangkap Nesa.

Nesa diciduk tanpa perlawanan. Nesa langsung dibawa ke Mapolsekta Samarinda Ilir di Jalan Bhayangkara.

"Saya menyesal, Pak. Saya tidak pukuli istri kedua (Yani) dengan balok. Bohong itu. Saya marah karena istri saya yang keempat (Amelia, Red) merusak empat laptop. Saya bingung menggantinya," kilah Nesa.

Kanit Reskrim Ipda Purwanto menjelaskan, dalam kasus penganiayaan tersebut, hanya istri keempat pelaku yang mengadu.

"Sedangkan istri keduanya (Yani) yang kabarnya juga dianiaya tidak melapor. Dan untuk sementara pelaku (Nesa) sedang dimintai keterangan terkait penganiayaan tersebut," pungkasnya. (oke/nha)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sempat Hilang Misterius, Bayi Firda Ditemukan Tewas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler