BACA JUGA: Pembantu Rumah Tangga Baru, Sehatkah?
Tapi meski sederhana hasil penelitian terbaru menyebut tanaman yang juga dikenal sebagai Coleus tuberosus ini mempu mencegah dan menghambat pertumbuhan kankerMutiara Nuraini mahasiswa S-3 Program Studi Ilmu Pangan Fakultas Teknologi Pertanian UGM, untuk melakukan serangkaian penelitian terkait dengan senyawa fungsional kentang hitam
BACA JUGA: Songket Minang Ingin Saingi Batik
Hasilnya diketahui bahwa kandungan senyawa-senyawa di bagian kulit kentang lebih tinggi (sekitar 4 kali) dibandingkan dengan bagian daging umbi."Senyawa-senyawa tersebut dan ekstrak umbi kentang hitam setelah diuji aktivitas antioksidannya menggunakan metode FTC dan TBA ternyata positif menunjukkan aktivitas yang tinggi," ujar Prof Dr Ir Umar Santoso MSc selaku promotor penelitian dalam situs resmi UGM www.ugm.ac.id, Rabu (14/9).
Umar menambahkan mengatakan Mutiara telah melakukan uji aktivitas antiproliferasi terhadap ekstrak umbi kentang hitam (bagian kulit dan daging) dengan menggunakan sel-sel kanker payudara MCF-7 (Michigan Cancer Foundation-7) dan memakai metode MTT Assay
Setelah diinkubasi selama 72 jam dan diberi tambahan reagen MTT, dengan pengukuran tingkat viabilitas sel menggunakan ELISA Reader, hasil penelitian menunjukkan baik ursolic acid, oleanolic acid, maupun ekstrak umbi secara signifikan menghambat proliferasi sel-sel kanker
BACA JUGA: Awas, Beredar Krim Kosmetik Merusak Kulit
‘’Dan ternyata aktivitas antiproliferasi ekstrak bagian kulit lebih tinggi daripada bagian dagingHal ini karena kandungan ursolic acid dan oleanolic acid yang lebih tinggi di bagian kulit," papar Umar.Dijelaskan Umar, untuk mengetahui mekanisme antiproliferasinya, telah dilakukan pengamatan mikroskopik setelah memberikan pewarnaan (staining) menggunakan acridine orange/ethidium bromideCara ini memberi bukti bahwa sel-sel kanker yang diberi perlakuan ekstrak umbi kentang mengalami apoptosis, yaitu terjadi kerusakan morfologi, fragmentasi DNA, dan kematian sel-sel kanker tersebut.
"Tim penguji menilai hasil penelitian Mutiara Nugraheni menjadi temuan menarik karena membuktikan secara ilmiah bahwa umbi yang selama ini praktis tak dikenal ternyata mengandung komponen-komponen fungsional berkhasiat kesehatan," imbuhnya.
Temuan ini pun telah dipublikasikan di tiga jurnal tingkat internasional, yaitu International Food Research Journal, African Journal of Food Science, dan Journal of Medicinal Plants ResearchDengan disertasinya, Mutiara Nugraheni, yang juga dosen UNY ini telah dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude dan kini tengah menunggu wisuda program pasca di UGM di bulan November 2011 mendatang.(zul/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Transplantasi Organ Ber-HIV, Paramedis Taiwan Terancam Penjara
Redaktur : Tim Redaksi