Songket Minang Ingin Saingi Batik

Kamis, 08 September 2011 – 09:27 WIB

PADANG --Kain songket Minang sebagai hasil kerajinan tradisional masyarakat Sumbar terus dikembangkan dengan berbagai inovasi dan kreasiBahkan, kain songket yang biasanya hanya dipakai sesekali dalam upacara adat akan dikembangkan sebagai tren pakaian harian seperti kain batik.

"Jika selama ini songket hanya digunakan sebagai kain balapak atau kain batabuah, maka ke depannya, kita ingin songket juga digunakan sebagai pakaian kerja dan pakaian sekolah, seperti baju koko dan baju kurung

BACA JUGA: Awas, Beredar Krim Kosmetik Merusak Kulit

Melalui pakaian kerja atau pakaian sekolah itu nantinya songket Minang akan lebih dikenal di masyarakat seperti batik," kata Kabid Bimbingan Usaha Industri, Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Sumbar, Rinaldi M, didampingi Kasi Bimbingan dan Penyuluhan, Mukhlinda, kepada Padang Ekspres (Grup JPNN) di ruang kerjanya, kemarin (7/9).

Dikatakan Rinaldi, untuk mengembangkan kain songket menjadi pakaian kerja harian tersebut, pihaknya telah melakukan modifikasi terhadap bahan, motif dan penempatannya bersama konsultan-konsultan desain
Sehingga kain songket yang akan digunakan tersebut tidak seberat kain balapak

BACA JUGA: Transplantasi Organ Ber-HIV, Paramedis Taiwan Terancam Penjara

Namun, yang tetap dipertahankan adalah proses pengerjaannya yang tetap menggunakan alat tenun bukan mesin atau manual dan pola motif Minangkabau
Dengan demikian ciri khasnya tetap ada dan terjaga

BACA JUGA: Kiat Agar Mudik dengan Sepeda Motor Tetap Nyaman



"Kita sengaja mempertahankan pengerjaan dengan alat tenun bukan mesin atau tradisional ini untuk menjaga teksturnya tetap indahKarena antara tenaga pengrajin dalam mengerjakan tenunan itu dari awal hingga akhir pengerjaan ini akan menimbulkan tekstur yang berbedaPerbedaan tekstur itu yang membuat kain songket menjadi indahDi samping itu, dengan pengerjaan secara tradisional ini juga membuka peluang kerja yang lebih banyak ketimbang diproduksi massal menggunakan mesin," ungkapnya.

Pengrajin yang biasanya menggunakan benang rangkap akan dilatih menggunakan benang tunggal, sehingga kain songket jadi lebih tipis, lebih ringan dan lebih modernDengan tekstur songket baru ini, diharapkan songket dapat diterima di pasar yang  lebih luas dan bisa menjadi tren pakaian sehari-hari ke kantor atau pun ke sekolahSelain teknik benang tunggal, pengrajin juga dimotivasi untuk berinovasi dengan penggunaan warna dan desain-desain motif yang lebih kreatif

Di samping itu, ujar Rinaldi, dengan pengembangan songket menjadi pakaian kerja harian ini, juga akan menggerakkan usaha pengrajin-pengrajin lokal dalam memproduksi kain tenun tersebutBila selama ini, mereka memproduksi kain balapak tergantung order dari pedagang dan butuh waktu yang lama atau perputarannya lambatSekarang, mereka bisa langsung menawarkan hasil produksinya berupa kain songket untuk baju koko atau baju kurung itu langsung ke SKPD-SKPD di lingkungan pemerintahanSelain itu mereka juga bisa menjadi pedagang langsung.

"Dengan modifikasi ke bentuk busana kerja ini, pengerjaan songket bisa menjadi lebih cepatMinimal satu baju koko atau baju kurung bisa dikerjakan selama dua hariIni lebih cepat dari mengerjakan kain balapak yang butuh waktu bulanan," tuturnya.

Ditambahkan Mukhlinda, untuk menggiatkan pengrajin berinovasi dalam pengembangan kain songket ini telah dilakukan pelatihan terhadap beberapa pengrajin di tiga kabupaten dan kota beberapa bulan laluKegiatan tersebut dilakukan di Lunto kota Sawahlunto, Halaban kabupaten Limapuluh Kota, dan Pandai Sikek kabupaten TanahdatarSebanyak 36 pengrajin telah mengikuti pelatihan bersama konsultan desain yang ditunjuk Diskoperindag SumbarDuapuluh pengrajin diantaranya akan mengikuti lomba desain kain songket tingkat Sumbar pada 29 September mendatang.

"Penentuan 20 pengrajin tersebut berdasarkan hasil kurasi atau penilaian dari karya-karya peserta pelatihan yang kita adakan di tiga tempa tersebut oleh kurator yang didatangkan khusus," kata Mukhlinda(no)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mudik, Hindari Mual dengan Jahe


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler