jpnn.com, MANADO - Formula 3A yang terdiri dari akses, atraksi, dan amenitas terbukti berhasil mendongkrak pariwisata tanah air.
Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) sudah merasakan langsung kesaktian jurus yang dipopulerkan Menteri Pariwisata Arief Yahya itu.
BACA JUGA: Wisatawan Makin Betah Habiskan Waktu di NTB
Keputusan Sulut membenahi 3A membuat angka kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) melonjak.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, jumlah wisman yang masuk melalui Bandara Sam Ratulangi pada Agustus lalu mencapai 8.886 orang.
BACA JUGA: Usung Tagline Anyar, Jabar Pede Pariwisata Makin Berkibar
Angka itu melonjak 21,64 persen dibandingkan kunjungan pada Juli 2017 yang berjumlah 7.305 wisman.
Jika dikomparasikan dengan kunjungan wisman pada Agustus 2016, ada lonjakan sebesar 12,42 persen.
BACA JUGA: Festival Pesona Saronde Jadi Ajang Promosi Gorontalo Utara
Pada Agustus 2016 lalu, sebanyak 7.904 wisman melancong ke Sulut.
Turis asal Tiongkok mendominasi kunjungan ke Sulut pada Agustus 2017 lalu.
Jumlahnya mencapai 7.193 orang alias 80,95 persen dari total turis.
Posisi kedua ditempati turis asal Singapura yang berjumlah 241 orang atau mencapai 2,71 persen.
Sedangkan tempat ketiga dihuni turis asal Jerman dengan jumlah 162 atau mencapai 1,82 persen.
Melesatnya jumlah turis, khususnya Tiongkok, ke Sulut tak lepas dari makin banyaknya akses yang dibuka.
Pada periode high season lalu, ada 19 charter flight dari Tiongkok ke Manado per pekan.
Kepala BPS Sulut Mohamad Edy Mahmud mengakui penerbangan langsung itu berhasil mendongkrak angka kunjungan wisman.
“Hal ini juga jadi bukti dan capaian dari program unggulan gubernur di sektor pariwisata, yaitu mendatangkan turis,” kata Edy, Kamis (5/10).
Melonjaknya kunjungan wisman juga tak lepas dari kerja keras kabupaten dan kota di Sulut dalam menata pariwisata.
Misalnya, Manado yang menyulap boulevard seperti Orchard Road, Singapura.
Pemerintah Kota (Pemkot) Manado juga mengembangkan wisata Kota Tua.
Pasalnya, wisatawan akan mencari Kota Tua seperti Kampung Cina dan Kampung Arab ketika pelesiran ke sebuah destinasi wisata.
Manado juga memiliki Jendela Indonesia Lion Group yang soft launching-nya sudah dilakukan pada 27 Juli lalu.
Proyek milik Lion Group itu membuat Manado menjadi pusat turis di tanah air.
Para wisatawan bisa berlama-lama menikmati berbagai amenitas di Jendela Indonesia. Misalnya, hotel, restoran, dan kafe.
Jendela Indonesia yang dibangun di atas lahan seluas dua hektare juga menjadi sentra penjualan produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dari seluruh nusantara.
Sulut juga sering menyelenggarakan event berkelas internasional. Di antaranya adalah Manado Fiesta dan Festival Pesona Bunaken.
Di sisi lain, pengamat pariwisata Sulut Profesor Bet El Lagarense mengapresiasi pencapaian itu.
Namun, dia meminta pemerintah daerah terus mengembangkan fasilitas yang bisa memanjakan wisatawan.
“Harapannya, begitu pulang, mereka cerita bahwa Manado fasilitasnya baik dan bersih,” terang Lagarense. (fgn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menpar: Jangan Minder Soal Pariwisata Indonesia
Redaktur & Reporter : Ragil