Kunjungi Pusat Industri Pertahanan Turki, Bamsoet Singgung Nama Menhan Prabowo Subianto

Rabu, 04 November 2020 – 11:22 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dan jajaran saat mengunjungi Pusat Industri Strategis FNSS Defence System Turki, di Ankara, Selasa (3/11). Foto: Humas MPR RI.

jpnn.com, ANKARA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo melawat ke Pusat Industri Strategis FNSS Defence System, dalam kunjungannya ke Ankara, Turki pada Selasa (3/11).

Pada kesempatan itu, politikus yang beken disapa dengan panggilan Bamsoet ini mendorong agar kerja sama industri pertahanan dan pengembangan teknologi antara Indonesia - Turki yang sudah terjalin sejak tahun 2010, bisa lebih ditingkatkan.

BACA JUGA: Bamsoet Dukung Sikap Presiden Erdogan dan Kecaman Keras Jokowi ke Emmanuel Macron

Apalagi, penguatan kerja sama itu sudah tercermin dari intensitas kunjungan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto ke Turki yang sudah berlangsung sebanyak empat kali berturut-turut pada medio 2019-2020.

"Dari serangkaian kunjungan Menteri Pertahanan Indonesia tersebut, telah dihasilkan komitmen kedua pihak untuk memperkuat serta mengembangkan kerja sama industri pertahanan. Mulai dari riset dan pengembangan, produksi dan pemasaran bersama, pembelian, perawatan serta capacity building," ujar Bamsoet di sela-sela lawatan itu.

BACA JUGA: Dari Jazirah Arab sampai Ujung Eropa, Erdogan Punya Musuh di Mana-Mana

Lawatan wakil ketua umum Partai Golkar ini ke Ankara merupakan undangan Ketua Majelis Agung Nasional atau Parlemen Turki, H.E. Mr. Mustafa Sentop. Selain Bamsoet, ikut dalam kunjungan itu Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan dan Fadel Muhammad. Serta, anggota MPR RI dari unsur DPR Mohammad Ichsan Firdaus dan unsur DPD RI Djafar Alkatiri.

Bamsoet menjelaskan, salah satu alasan Turki dipilih bekerja sama di bidang industri pertahanan adalah karena adanya latar belakang hubungan baik yang telah lama terjalin di antara kedua negara.

BACA JUGA: Update Hasil Pilpres AS 2020: Biden Masih Unggul, tetapi Trump Mulai Menunjukkan Taji

Indonesia juga melihat potensi sumberdaya yang dimiliki Turki, salah satunya melalui FNSS, serta terbukanya peluang kerja sama dengan prinsip saling menghormati dan skema yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Fokus memenuhi kebutuhan peralatan hankam domestik dan kemandirian industri pertahanan nasional di Indonesia tersebut, kata Bamsoet, selaras dengan amanat UU Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan.

Kerja sama industri pertahanan Indonesia - Turki selanjutnya memiliki dasar legalitas yang lebih kuat lagi melalui UU RI Nomor 19 Tahun 2014 tentang Pengesahan Persetujuan Tentang Kerja Sama Industri Pertahanan Antara Pemerintah RI dan Pemerintah Republik Turki.

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini memaparkan, salah satu bentuk kerja sama yang disepakati antara Turki dengan Indonesia adalah pengembangan medium tank yang dikenal dengan Tank Harimau.

Alutsista itu mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan kondisi lapangan di Indonesia, seperti mampu berada di rawa dan laut, dengan berat sekitar 20-40 ton, dan dilengkapi dengan canon berkaliber 90-105 mm.

"MPR RI berharap penguatan kerja sama di bidang industri pertahanan antara FNSS dengan PT Pindad dapat terus dijaga dan dikembangkan. Sehingga, menjadi pendorong bagi peningkatan kerja sama lainnya, baik pada bidang industri pertahanan lainnya," kata Bamsoet.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menambahkan, seiring kemajuan teknologi, industri pertahanan juga akan senantiasa berkembang, sehingga percepatan penguasaan teknologi pertahanan menjadi sebuah keniscayaan.

"Termasuk mencari peluang penggunaan teknologi drone yang tidak hanya untuk industri pertahanan nasional. Tetapi juga untuk penguatan kegiatan ekonomi lainnya, seperti untuk mendukung food estate, pembangunan desa, pengawasan sektor perikanan dan kelautan serta lainnya. Hal ini dilakukan mengingat Turki diakui memiliki teknologi drone terbaik di Eropa maupun dunia," tutur Bamsoet.

Kepada Ketua Majelis Agung Nasional (MPR) Turki, H.E. Mr. Mustafa Sentop, Bamsoet Bamsoet juga menyambut baik kerja sama pengembangan vaksin Covid-19 antara Indonesia dan Turki. Menteri yang membidangi riset dan teknologi dari kedua negara bersama dengan tim masing-masing bahkan telah bertukar pandangan dalam kerangka kerja sama pengembangan vaksin Covid-19.

"Tentunya kita mendoakan semoga hasilnya segera bisa dimanfaatkan oleh rakyat kedua negara, dan juga bagi kemanusiaan secara global,” pungkas Bamsoet.(jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler