Kunker DPR ke Luar Negeri Masih Kucing -Kucingan

Rabu, 04 Mei 2011 – 07:34 WIB

JAKARTA - Menjelang berakhirnya masa reses DPR pada 9 Mei mendatang, dua alat kelengkapan DPR kembali berangkat diam -diam ke luar negeriPerilaku ini tentu saja memperburuk citra lembaga wakil rakyat yang tengah terpuruk

BACA JUGA: PKB Ragu Partainya Yenny Bakal Lolos Verifikasi

Dua alat kelengkapan yang berplesiran itu adalah Komisi II DPR dan Pansus revisi RUU Mahkamah Konstitusi (MK).

"Perilaku kucing -kucingan (diam-diam, Red) begitu kurang terpuji," kata Kordinator Investigasi dan Advokasi, Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Uchok Sky khadafi sewaktu dihubungi, kemarin (3/5).

Dia menyebut para anggota dewan tidak punya rasa tanggungjawab, baik secara program, maupun keuangan, kepada publik yang uang pajaknya dipakai buat plesiran
"Sebagai anggota DPR yang menggunakan anggaran publik, seharusnya mereka menjelaskan lebih dulu kepada publik," tegas Uchok.

Negara tujuan studi banding Komisi II adalah India

BACA JUGA: DPD Minta Pemerintah Kurangi Kebiasaan Berutang

Mereka berada disana selama lima hari, mulai 3 -7 Mei 2011 untuk "berguru" sejumlah persoalan yang menjadi lingkup tugasnya
Di antaranya, pemerintahan dalam negeri dan otoda, aparatur negara dan reformasi birokrasi, kepemiluan, dan pertanahan.

Perjalanan ini menghabiskan anggaran sebesar Rp 453,7 juta

BACA JUGA: KPK: Jangan Pilih Calon yang Suka Tebar Uang

"Dari sisi substansi, kepergian ke India ini kegiatan yang tidak bermanfaat dan hanya membuang anggaran negara sia-sia," ungkap Uchok.

Pansus RUU MK malah sudah kembali ke tanah airMereka sempat berada di Jerman selama seminggu, termasuk perjalanan, dari 25 April sampai 1 Mei dengan anggaran Rp 1,2 miliarKeberangkatan ke Jerman ini juga mendapat kritik tajam dari FITRASoalnya, anggaran Rp 1,2 miliar yang dihabiskan tidak sebanding dengan kepentingan merevisi dua pasal di RUU MK"Kalau hanya untuk merevisi dua pasal saja, revisi RUU MK ini sebetulnya tidak memerlukan anggaran sebesar Rp.1,2 miliar alias nol anggaran," kritik Uchok.

Saat dikonfirmasi, anggota Komisi II Nurul Arifin mengatakan kalau keberangkatan mereka ke India untuk mencari masukan mengenai sejumlah halMulai e-voting, pembangunan infrastruktur di daerah perbatasan, reformasi birokrasi, sampai pengembangan Sistem Informasi dan Administrasi Kependudukan (SIAK).

"Mungkin kita akan memakai sistem India untuk aplikasi tekhnologinya," kata Nurul yang masih berada di India, ituMenurut dia, India baru memulai aplikasi single identity number (SIN) pada Oktober 2009"Tapi, sudah bisa mendata 600 juta penduduknya denga model finger print dan iris," jelas politisi Golkar, itu.

Anggota Komisi II DPR dari FPDIP Arif Wibowo mengaku tidak ikut rombongan ke IndiaTapi, dia membela keberangkatan 10 koleganya ke negeri asal artis Shah Rukh Khan ituMenurut Arif, dari pilihan negara tujuan, India sudah relevan.

"Di India berlaku e-votingIni artinya sistem adminduk (administrasi kependudukan) pasti baik, NIK (Nomor Induk Kependudukan) beres, karena keduanya basis penggunaan e-voting," kata Arif.

Menurut dia, tinggal manajemen kegiatan selama di India dan detil hasilnya yang harus dikomunikasikan kepada publik"Nah, bagaimana selanjutnya saya nggak tahu," katanya, lantas tertawa.

Secara terpisah, Ketua Badan Legislasi Ignatius Mulyono mengatakan kepergian Pansus RUU MK ke Jerman dipimpin Wakil Ketua Baleg Ahamd Dimyati NatakusumahMenurut Ignatius, rombongan melakukan studi banding ke MK Jerman.

Melalui kunjungan itu, jelas Ignatius, pansus ingin mengetahui struktur pengorganisasian MK di JermanSeperti apa proses pergantian komisioner, dan seperti apa pelaksanaan pergantian antar waktu para komisioner MK di negeri Bavaria itu.

"Kita mencari formulanya, karena tidak ada titik temu dengan pemerintah," jelasnyaAlasan dipilihnya Jerman, karena negara itu memiliki MK yang terbaikTerdapat kemiripan antara MK di Jerman dengan di tanah airMK di Jerman juga diakui memiliki penerapan yang maju dibandingkan negara asalnya, Italia"Di Jerman institusi MK yang paling eksis," tandasnya(pri/bay)

Berplesiran di Masa Reses

1Komisi I ke AS, 1 - 7 Mei, Rp 1,4 miliar
2Komisi I ke Turki, 16 - 22 April, Rp 879,9 juta
3Komisi I ke Rusia (masih tentatif, rencana awal Mei), Rp 1,2 miliar
4Komisi I ke Perancis, 14 -20 April, Rp 944,5 juta
5Komisi I ke Spanyol, 14-20 April, Rp 1,2 miliar
6Komisi X ke Spanyol, 24 - 30 April, Rp 1,3 miliar
7Komisi X ke Tiongkok, 24 - 30 April, Rp 668,7 juta
8Komisi VIII ke Tiongkok, 17 - 24 April, Rp 668,7 juta
9Komisi VIII ke Australia, 17 - 24 April, Rp 811,8 juta
10BURT ke Inggris, 1 - 7 Mei, Rp 1,5 miliar
11BURT ke AS, 1 - 7 Mei, Rp 1,9 miliar
12Rombongan Ketua DPR ke Irak, 1 - 6 Mei, Rp 618,9 juta
13Pansus RUU MK ke Jerman, 25 april "1 Mei, Rp 1,2 miliar
14Komisi II ke India, 3 - 7 Mei, Rp 453,7 juta
Total : Rp 15,02 miliar
Sumber : FITRA

BACA ARTIKEL LAINNYA... Albiner Sudah Pensiun dari TNI


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler