Kurangi Emisi Karbon, Anak Usaha SIG Lakukan Budidaya Mikroalga di Area Pabrik Cilacap

Sabtu, 14 Januari 2023 – 11:00 WIB
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) melalui anak usahanya PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) melakukan budidaya mikroalga di area pabrik Cilacap, Jawa Tengah. Foto dok SIG

jpnn.com, CILACAP - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) melalui anak usahanya PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) melakukan budidaya mikroalga di area pabrik Cilacap, Jawa Tengah.

Mikroalga merupakan jasad renik yang termasuk tumbuhan bersel tunggal dan berkembang biak sangat cepat dengan daur hidup relatif pendek, yang memiliki kemampuan melakukan fotosintesis dengan CO2 dan menghasilkan oksigen.

BACA JUGA: Tingkatkan Penggunaan Produk Dalam Negeri, SIG dan LPDP Jalin Kerja Sama

Karena itu, mikroalga dikenal sebagai salah satu penyumbang oksigen di dunia.

Inisiatif ini merupakan salah satu terobosan inovasi perusahaan sebagai upaya dekarbonisasi (penyerapan CO2) di lingkungan operasional pabrik Cilacap.

BACA JUGA: Ganjar Sukses Stabilkan Harga Komoditas Pangan, Inflasi Jateng Terus Menurun

Budidaya mikroalga dilakukan melalui sistem kultivasi kolam terbuka dengan menggunakan sistem bubbling. Kelebihan sistem ini akan banyak CO2 yang terserap oleh mikroalga.

Budidaya mikroalga di Pabrik Cilacap ini merupakan kerja sama antara SBI dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Matching Fund Dikti sejak 2021.

BACA JUGA: Satu Dekade Bertransformasi, SIG Perkuat Kolaborasi Menuju yang Terdepan di Regional

Dalam kerja sama ini, Pusat Studi Energi UGM melalui Center Of Excellence for Microalgae Biorefinery menyuplai bibit alga untuk dibudidayakan di lahan dan fasilitas infrastruktur yang disediakan oleh SBI.

Selain itu, SBI juga turut menyediakan sumber daya manusia dan bersama dengan Matching Fund Dikti memberikan dukungan dana untuk menyukseskan prgram budidaya mikroalga ini.

Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni menjelaskan budidaya mikroalga di Pabrik Cilacap merupakan terobosan inovasi yang menjadi bukti kontribusi perseroan dalam upaya dekarbonisasi.

Pada tahap pertama, budidaya mikroalga dilakukan di Rumah Alga seluas 180 m2 dengan kapasitas 10.000 liter, dan di lahan seluas 252 m2 dengan kapasitas 15.000 liter.

Pengembangan terus dilakukan dengan penyiapan lahan untuk tahap kedua seluas 525 m2, yang diharapkan akan mencapai kapasitas hingga 100 ribu liter, sehingga total lahan untuk rumah mikroalga seluas 957 m2.

“Selain bermanfaat untuk mengurangi emisi karbon, berdasarkan kandungan dan fungsinya, alga juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kosmetik," ujar Vita.

Sedangkan dengan diversifikasi berdasarkan biomekanismenya, alga bisa digunakan sebagai medicated cosmetic dan bahan sediaan herbal untuk farmasi.

"Melihat dari sisi ekonomis, selain untuk dekarbonisasi, pengambangan mikroalga kedepannya diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif pengembangan ekonomi masyarakat,” kata Vita.

Sementara itu, Direktur Center Of Excellence for Microalgae Biorefinery Pusat Studi Energi UGM, Prof. Ir. Arief Budiman, mengapresiasi inisiatif pengembangan budidaya mikroalga.

"Ini merupakan terobosan yang sangat bagus dalam dunia industri, khususnya industri semen seperti SBI, dengan memanfaatkan mikroalga untuk menyerap CO2 (karbondioksida) di lingkungan operasional perusahaan," seru Arief Budiman.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler