Kurangi Impor Methanol & Amankan Pasokan Gas, Pupuk Indonesia Jalin MoU dengan GOKPL

Kamis, 17 Juni 2021 – 18:11 WIB
PT Pupuk Indonesia (Persero) dan Genting Oil Kasuri Pte Ltd (GOKPL) menandatangani nota kesepahaman jual beli gas bumi dari Blok Kasuri untuk pabrik Amoniak-Urea dan Methanol di Papua Barat. Foto dok Pupuk Indonesia

jpnn.com, JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) dan Genting Oil Kasuri Pte Ltd (GOKPL) menandatangani nota kesepahaman jual beli gas bumi dari Blok Kasuri untuk pabrik Amoniak-Urea dan Methanol di Papua Barat.

Adapun volume pasokan gas tersebut berkisar 112,6 MMSCFD untuk pabrik amoniak-urea, dan 109,3 MMSCFD untuk pabrik methanol.

BACA JUGA: Penuhi Kebutuhan Energi Nasional, Pertamina Lakukan Terobosan

Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman menuturkan proyek pendirian pabrik Amoniak-Urea dan Methanol di Papua Barat ini akan memiliki kapasitas produksi pupuk Urea sebesar 1,15 juta ton dan Methanol sebesar 1 juta ton.

“Proyek ini nantinya akan dijalankan oleh anak perusahaan kami, PT Pupuk Kaltim," kata Bakir.

BACA JUGA: StartUp Buatan Anak Bangsa, Paykitaz Dorong UMKM Go Digital

Pembangunan proyek ini bukan hanya akan menambah kapasitas produksi pupuk nasional, tetapi juga mengurangi ketergantungan impor methanol di Indonesia.

Penandatanganan ini juga sangat penting bagi rencana pembangunan Proyek Pusri 3B, yang akan memperkuat pasokan pupuk domestik dalam rangka program ketahanan pangan nasional.

BACA JUGA: 2021, Pupuk Indonesia Siapkan Sebanyak 15,3 Juta Ton Pupuk

Pabrik Pusri 3B direncanakan akan dibangun dengan kapasitas produksi urea sebesar 900 ribu ton per tahun.

Selain Pupuk Indonesia, dua anggota holding lainnya yaitu Pupuk Sriwidjadja (Pusri) Palembang dan Petrokimia Gresik, juga turut menandatangani Nota Kesepahaman dengan sejumlah kontraktor migas.

Adapun rincian penandatanganan adalah, Pusri Palembang meneken MoU dengan PetroChina International Jabung untuk volume gas sebesar 60 BBTUD yang akan disalurkan mulai 2036, dan Repsol Sakakemang untuk volume 38 MMSCFD yang akan mulai onstream mulai 2024.

Pusri akan memanfaatkan gas tersebut utamanya untuk memenuhi kebutuhan gas pabrik pupuk baru Pusri 3B yang akan beroperasi pada 2025, dan pabrik eksisting lainnya.

Sedangkan Petrokimia Gresik meneken MoU dengan Kangean Energy Indonesia untuk memenuhi kebutuhan gas pabrik pupuk Amoniak-Urea eksisting dan kebutuhan pabrik lainnya. Untuk besarannya masih akan ditentukan kemudian.

“Gas bumi adalah komponen yang sangat penting bagi industri pupuk. Oleh karena itu, kepastian pasokan dan ketersediannya sangat menentukan keberlanjutan dan pengembangan perusahaan kami,” seru Bakir.

Pupuk Indonesia, lanjut Bakir, sangat bersyukur atas dukungan pemerintah selama ini, khususnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM), yang telah menerbitkan Keputusan Menteri ESDM No. 89K Tahun 2020 tentang Pengguna dan Harga Gas Bumi Tertentu di Bidang Industri.

"Melalui keputusan tersebut, Pupuk Indonesia bisa mendapatkan harga gas yang kompetitif sehingga mampu meningkatkan efisiensi dan daya saing,” ujar Bakir.

Sementara itu, Menteri ESDM Arifin Tasrif, dalam sambutannya mengungkapkan proyek Amoniak-Urea dan Methanol Pupuk Indonesia akan mampu meningkatkan pengembangan ekonomi di Papua Barat.

Arifin yakin proyek tersebut akan menciptakan multiplier effect, seperti terbukanya lapangan kerja baru, bisnis pendukung setempat, dan berbagai peluang investasi lainnya.(chi/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dijamin Halal, MLA Hadirkan Keseruan Menikmati Daging Sapi Australia


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler