JAKARTA — Mata pelajaran matematika yang seharusnya menjadi ilmu dasar bagi para peserta didik dalam berhitung, saat ini dirasakan sudah semakin melencengBahkan matematika yang diajarkan dinilai tidak sesuai lagi dengan falsafah ilmu matematika itu sendiri.
Penilaian itu disampaikan pengamat pendidikan Arief Rahman saat ditemui JPNN di Jakarta, (19/7). Menurutnya, semua mata pelajaran tidak boleh keluar dari falsafah mata pelajaran itu sendiri.
"Saat ini di bimbingan belajar (metode pemecahan soal) itu adalah produk kemahiran matematika daripada mengapa kita belajar matematika
BACA JUGA: Tolak Upacara Bendera Harus Diberi Sanksi
Bimbel kan targetnya hanya kelulusan dan nilaiParahnya, lanjut Arief, para guru saat ini justru lebih menyarankan anak didik untuk belajar ke bimbel
BACA JUGA: Pangeran Diponegoro jadi Tokoh Pendidikan Karakter
Arief menyebut kondisi itu merupakan akibat dari kesalahan dalam proses pencetakan guruDosen matematika dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Saladin Utunggadewa, membenarkan penilaian Arief
BACA JUGA: SBY Dianggap Cuek Soal Tingginya Biaya Pendidikan
Menurut Saladin, jika saat ini sudah terjadi penyelewengan pembelajaran kurikulum matematika maka hal itu akibat metodelogi pembelajaran bimbel yang mengajarkan rumus praktis“Dalam mengerjakan matematika itu bukanlah mengutamakan kecepatan berpikir, tetapi harus mengutamakan pemahamanKarena ilmu matematika kan ilmu pasti,” imbuhnya.
Lebih lanjut Saladin menambahkan, lembaga-lembaga bimbingan belajar kerap kali memberi rumus cepat ke para peserta bimbinganNamun, kata Saladin, pengajar di bimbel tidak sadar bahwa yang mereka lakukan tersebut telah merusak kurikulum yang telah dirancang dengan rapiAkibatnya, ada efek negatif di saat para murid tersebut belajar matematika di jenjang perguruan tinggi.
"Banyak mahasiswa yang pandai menggunakan rumus cepat, ternyata dia tidak bisa mengerjakan soal-soal matematika di perguruan tinggiSedangkan, mahasiswa yang berasal dari daerah pedalaman dan tidak mengenal bimbel, justru bisa mengerjakan soal-soal matematika di perguruan tinggiKarena apa? Karena pemahaman tentang matematika mereka masih lurus, tidak ada penyelewengan,” ketusnya.
Karenanya, pemerintah diminta membenahi kurikulum matematika yang ada di seluruh jenjang pendidikan di Indonesia“Jika matematika untuk SD, harus diajarkan untuk SDJangan anak SD diajarkan matematika SMPIni sudah tidak benar kalau begitu,” katanya(cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... China Tawarkan Beasiwa untuk 100 Ribu Mahasiswa
Redaktur : Tim Redaksi