Kurs Rupiah Melemah, Mendag: Saya Tidak Takut

Sabtu, 21 April 2018 – 07:22 WIB
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kurs rupiah kembali mengalami pelemahan. Jumat (20/4), kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) tembus angka Rp 13.804 per dolar AS (USD) atau melemah 0,19 persen dari hari sebelumnya.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menuturkan bahwa melemahnya nilai tukar rupiah itu selalu punya dua dampak positif dan negatif. Untuk sektor para pengekspor tentu gembira dengan kabar itu. Sedangkan pelaku impor pasti akan kesulitan. ”Ekspor senang, impor susah. Tapi itu nanti otoritas moneter dan keuangan,” ungkap dia.

BACA JUGA: Kurs Rupiah Mengalami Pelemahan Lumayan Dalam

Tapi, dia tidak khawatir dengan pelemahan tersebut. Menurut dia fundamental ekonomi Indonesia sangat kuat untuk menghadapi gejolak naik turunnya nilai tukar rupiah.

”Saya tidak takut, sama sekali tidak ada kekhawatiran. Fundamental ekonomi kita salah satu yang terbaik di dunia kok. Tidak ada soal,” tegas dia.

BACA JUGA: Utang Pemerintah Bertambah, Bamsoet Minta BI Jaga Rupiah

Sementara itu, pelaku usaha tak menampik bahwa pelemahan rupiah akan memberikan dampak pada dunia usaha. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengungkapkan bahwa banyak faktor yang bisa membuat pelaku usaha tertekan dari dampak pelemahan Rupiah.

Pertama adalah eskpor yang relatif kecil dibandingkan dengan PDB. Hariyadi menyebutkan bahwa perbandingan ekspor terhadap PDB Indonesia lebih kecil bahkan dibanding dengan Thailand.

BACA JUGA: Dewan Bisnis AS-ASEAN Puji Kemudahan Berusaha di Era Jokowi

”Output ekspor harus ditingkatkan. Istilahnya kita ini ekspornya tidak besar, utang luar negeri kita besar, itu akan cenderung menekan rupiah,” ujar Hariyadi, saat dihubungi, Jumat (20/4).

Menurut Hariyadi, sektor usaha yang paling banyak terdampak dari pelemahan rupiah adalah sektor-sektor yang mengimpor dari luar negeri. Seperti industri otomotif, baja, dan lain sebagainya.

”Ini perlu diwaspadai. Kondisi ini berbeda dengan tahun 1998 karena waktu itu dipicu lemahnya peran bank. Tapi kan sekarang situasinya perbankan kita sudah cukup kuat,” tambah Hariyadi. (rin/jun/agf/owi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelemahan Rupiah Berpotensi Naikkan Harga BBM


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler