Kursi Kepsek & Pengawas Banyak Kosong, Dirjen Nunuk: Diisi Guru Penggerak, Sudah Surplus

Minggu, 18 Agustus 2024 – 19:52 WIB
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemendikbudristek, Nunuk Suryani bersama Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah. Foto Mesya/JPNN

jpnn.com - Kursi kepala sekolah (Kepsek) serta pengawas ternyata banyak yang kosong sehingga hanya disi pelaksana tugas (Plt), padahal jumlah guru penggerak sudah banyak. Di sebagian daerah bahkan surplus. 

Tidak mau guru penggerak ini hanya dianggurin pemda, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemendikbudristek, Nunuk Suryani pun mendesak pemda untuk mengangkat guru penggerak menjadi kepsek dan pengawas. 

BACA JUGA: Dirjen Nunuk Dorong Guru Honorer & Lulusan PPG Ikut Seleksi PPPK 2024, Ada Afirmasi

"Saya melihat guru penggerak di Bengkulu sudah surplus dan banyak yang jabatan kepsek maupun pengawas yang hanya diisi oleh Plt. Ini harus diakselerasi sehingga guru penggerak bisa mengisi jabatan tersebut, " kata Dirjen Nunuk saat kunjungan kerjanya di Provinsi Bengkulu pada. 15-16 Agustus 2024.

Berdasarkan data capaian program prioritas Direktorat Jenderal GTK untuk Provinsi Bengkulu, menunjukkan bahwa persentase guru penggerak yang menjadi kepsek mencapai 29%. Selain itu, terdapat 377 lulusan program pendidikan profesi guru (PPG) prajabatan tahun 2022 dan 450 peserta PPG prajabatan tahun 2023. 

BACA JUGA: Penerimaan CPNS 2024: Babel Siapkan 40 Formasi, PPPK Juga Bisa Ikut Seleksi

Dari sisi kelulusan, sebanyak 269 guru berhasil menjadi ASN PPPK, dan 1.055 ASN PPPK telah ditempatkan dalam kategori ASN PPPK 2021-2023. Di samping itu, terdapat 146 guru yang masuk dalam kategori PSP Angkatan 1-3, serta 46 guru lulusan PPKG PJOK. Data juga menunjukkan jumlah sasaran Awan Penggerak sebanyak 48, dengan total jumlah guru dan kepala sekolah yang tercatat adalah 379.

"Secara keseluruhan Provinsi Bengkulu ini sudah baik ya, makanya saya datang ke daerah ini. Yang perlu diakselerasi hanya guru penggerak agar segera diangkat menjadi kepsek maupun pengawas," terangnya. 

BACA JUGA: Ketua Honorer Laporkan Presiden Jokowi & 2 Menteri ke Komnas HAM

Program Guru Penggerak sebagai salah satu program prioritas GTK memberikan kesempatan bagi guru untuk mengembangkan diri melalui pelatihan coaching. Dalam pelatihan tersebut, Guru mendapat wawasan bahwa dalam mengajar diperlukan pendekatan personal untuk memahami karakter murid yang beragam.

Berbagai program yang diluncurkan tidak hanya berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan, tetapi juga membangun fondasi yang kuat bagi SDM Indonesia untuk menghadapi tantangan global di masa depan.  

Untuk mendukung guru penggerak ini, Dirjen Nunuk juga bertemu Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah. Gubernur  mengapresiasi dampak positif Merdeka Belajar.

 Menurutnya, Merdeka Belajar telah membawa pembaruan signifikan dalam ekosistem pendidikan di Indonesia. Merdeka Belajar juga membawa perubahan mendasar, yaitu menciptakan atmosfer akademik yang lebih terbuka dan dinamis, sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa di era modern ini. 

"Dengan pendekatan yang lebih fleksibel, baik guru maupun siswa kini dapat lebih bebas dalam berkreasi dan mengembangkan potensi dan kreativitas mereka,” ujar Rohidin Mersyah.

Gubernur juga menegaskan pentingnya keberlanjutan Kurikulum Merdeka di masa depan. Dia berharap Kurikulum Merdeka yang telah dirasakan manfaatnya ini dapat terus dilanjutkan, sehingga sistem pendidikan makin produktif, inovatif, dan mampu menghadapi tantangan zaman. 

Dalam pertemuan tersebut, Rohidin memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif pengangkatan ASN PPPK dan program Guru Penggerak, yang diharapkan dapat memperkuat sistem pembelajaran di seluruh wilayah Indonesia. 

"Dengan dukungan Guru Penggerak dan ASN PPPK, kami percaya bahwa sistem pembelajaran kita akan makin kuat dan siap bersaing di kancah global," tegasnya. (esy/jpnn)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler