Saat ini belajar secara tatap muka di ruang kelas mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi di Australia sudah berjalan normal kembali.
Namun ruang kelas untuk kursus bahasa Inggris masih kosong.
BACA JUGA: Sempat Menghilang dari Publik, Presiden Tanzania Dikabarkan Meninggal Dunia
Lembaga pendidikan tinggi swasta yang menawarkan kursus bahasa Inggris singkat kepada mahasiswa asing kini terancam bangkrut akibat belum dibukanya perbatasan serta berakhirnya subsidi gaji 'JobKeeper'.
Lima lembaga kursus di Sydney, Melbourne, Byron Bay dan Cairns, telah gulung tikar dan diperkirakan jumlahnya akan terus bertambah dalam beberapa minggu ke depan.
BACA JUGA: Banjir Bandang Terjang New South Wales, Sebanyak 4 Ribu Orang Minta Pertolongan
Kegiatan kursus bahasa Inggris atau lazim disebut 'Elicos' (English language courses) merupakan fondasi awal bagi banyak mahasiswa internasional yang ingin kuliah di Austalia.
Mereka dibekali kemampuan bahasa Inggris yang disyaratkan dalam perkuliahan, serta mendapat kesempatan lebih baik untuk bekerja.
BACA JUGA: Pemerintah Australia Hentikan Subsidi Gaji, Ini Reaksi Imigran Indonesia
Seorang peserta kursus asal Kolombia, Laura Ramos, mengaku ingin tinggal di negara ini dalam jangka waktu lama dan bekerja sebagai penata rias sinematik.
"Saya ingin menambah keterampilan. Dengan belajar bahasa Inggris kita dapat menemukan pekerjaan dengan lebih cepat," katanya. Joanna Kelly menyebutkan jumlah peserta kursus bahasa Inggris anjlok hingga 75 persen.
ABC News: Kristian Silva
Menurut data pendaftaran baru peserta Elicos anjlok 33 persen pada tahun 2020. Penurunan ini diperkirakan akan terus terjadi tahun ini di tengah ketidakpastian kapan mahasiswa asing boleh masuk ke Australia.
Sebagian besar kursi di ruang kelas bahasa Inggris yang diikuti Laura tampak kosong. Bahkan beberapa lantai kampus tempat kursusnya di Melbourne sudah tidak terpakai selama berbulan-bulan.
Direktur utama lembaga kursus Discover English, Joanna Kelly, menyebutkan jumlah mahasiswanya sekarang turun 75 persen.
"Kami hanya mengandalkan mahasiswa internasional sehingga tidak dapat menjangkau mahasiswa domestik. Kami hanya mengajar mahasiswa internasional yang tersisa di Melbourne," kata Joanna.
Setelah memberhentikan setengah dari staf pengajar, lembaga ini akan menghadapi pukulan lebih telak lagi pada akhir Maret, ketika subsidi gaji 'JobKeeper' berakhir. Berebut calon mahasiswa
Brett Blacker dari organisasi penyelenggara kursus bahasa Inggris, English Australia, mengatakan kalangan industri ini akan sangat terpukul bila subsidi gaji serta moratorium sewa rumah dihentikan.
"Ada banyak penyelenggara kursus yang tidak aktif dan terancam ditutup dalam beberapa bulan mendatang," katanya.
"Jumlah mahasiswa yang belajar di sini pada tahun 2020 sama dengan jumlah 14 tahun yang lalu. Artinya, masa 14 tahun pertumbuhan positif terhapus hanya dalam satu tahun," jelasnya. Jumlah penurunan tempat kursus bahasa inggris Persentase penurunan peserta kursus ELICOS: Tiongkok: -50,2% Kolombia: -24,2% Brasil: -48,7% Thailand: -47,1% India: -53,5%
Data Departemen Pendidikan Australia menunjukkan sektor Elicos menampung 156.570 mahasiswa pada tahun 2019, sebelum pandemi.
Mahasiswa asal Tiongkok mencakup seperempat dalam kelompok ini, disusul peserta kursus asal Kolombia, Brasil, Thailand, dan Jepang.
Meski Brett Blacker mendukung penutupan perbatasan demi alasan kesehatan, ia mendesak pemerintah membantu industri ini, sama dengan yang diberikan untuk sektor penerbangan dan pariwisata.
Brett mengatakan pihaknya akan terus melobi pemerintah federal sebelum subsidi gaji 'JobKeeper' berakhir. Mahasiswa internasional sedang belajar bahasa Inggris di tempat kursus Discover English di Melbourne.
ABC News: Kristian Silva
"Dengan adanya persaingan terutama dari Inggris, Amerika Serikat dan Kanada [dalam menarik minat peserta kursus bahasa Inggris] yang sangat sengit saat ini, risikonya Australia akan kalah," ujarnya. 30 persen pemegang visa pelajar masih di luar Australia
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara dari Departemen Pendidikan Australia mengatakan pemerintah telah mendukung penyelenggara kursus dengan membebaskan, menunda atau mengembalikan sebagian besar biaya dan kewajiban lainnya.
Dikatakan, peraturan juga telah dilonggarkan untuk memungkinkan penyelenggara Elicos menjalankan kursus secara online.
"Mahasiswa internasional merupakan bagian penting dari masyarakat Australia, dan akan disambut kembali ke negara ini bila kondisinya memungkinkan," katanya.
"Pemerintah negara bagian yang bertanggungjawab dalam merencanakan kembalinya mahasiswa internasional ke wilayah masing-masing."
"Setiap upaya mendatangkan mahasiswa internasional ke Australia harus dilakukan dengan aman dan tanpa mempengaruhi pemulangan warga Australia dari luar negeri," tambahnya.
Pada bulan Januari, ABC News melaporkan bahwa 30 persen dari 542.106 pemegang visa pelajar Australia masih berada di luar negeri.
Sebagian besar di antaranya tidak yakin apakah mereka dapat menyelesaikan kursus secara tatap muka di ruang kelas.
Diproduksi oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC News
Ikuti berita seputar pandemi Australia dan lainnya di ABC Indonesia
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lansia LGBT di Australia Takut Tinggal di Panti Jompo