jpnn.com, MOJOKERTO - Ketua DPD RI, AA La Nyalla Mahmud Mattalitti mengatakan dukungannya kepada BUMD PT Pratama Jatim Lestari (PJL) menjadi Pusat Pengolahan Limbah B3 terbesar dan terbaik di Jawa Timur.
Dukungan tersebut dia sampaikan saat mengunjungi PT Pratama Jatim Lestari yang berada di Mojokerto, Jawa Timur, Selasa (7/3).
BACA JUGA: Bank Indonesia Perketat Aturan Devisa Parkir, La Nyalla: Antisipasi Pola Counter Trade
Kehadiran Senator asal Jawa Timur itu disambut Haries Purwoko, yang menjabat Direktur Utama PT. PJL sejak Juni 2020, serta puluhan karyawan.
Haries mengatakan PT PJL adalah perusahaan yang telah berdiri sejak 2019 menyediakan layanan pengumpulan, daur ulang, pengolahan, dan pembuangan untuk limbah berbahaya dan limbah tidak berbahaya.
Haries juga menjelaskan mengenai One Package Service yang dimiliki PT PJL.
BACA JUGA: Erick Thohir Mendapat Dukungan Banyak Pihak, La Nyalla Tak Gentar
“One Package Service merupakan unique selling kami di antaranya meliputi kerja sama dengan jasa pengangkutan (transporter), jasa pengumpul, jasa pengolahan dan jasa pemanfaat limbah,” urainya.
Menurutnya, misi PT PJL antara lain menciptakan area pemanfaatan yang luas dan sesuai untuk pengelolaan limbah, menambah fasilitas pengolahan dengan kualitas terbaik, memberdayakan SDM masyarakat sekitar untuk meningkatkan kesejahteraan publik.
BACA JUGA: DPD Papdesi Kaltim Gelar Musda dan Diskusi Kebangsaan
“Kemudian mengumpulkan setiap ahli di bidangnya untuk mengoperasikan PPSLB3 Dawar Blandong,” ujarnya.
“Hingga saat ini terdapat banyak customer kami yang telah bekerjasama dalam pengelolaan limbah industri,” jelasnya.
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengatakan mendukung PT PJL menjadi pusat pengolahan limbah B3.
Dia menyarankan agar tidak mensepelekann masalah limbah. Dampak yang dapat ditimbulkan sangat luar biasa.
"Bisa merusak lingkungan dan mengganggu kesehatan masyarakat secara luas. Saya mendukung PT PJL menjadi pusat pengolahan limbah B3 terbesar dan terbaik di Jawa Timur,” katanya.
La Nyalla menegaskan bahwa Jatim adalah provinsi besar di Indonesia.
“Dengan status tersebut, saya rasa Jawa Timur memang membutuhkan pusat pengolahan sampah berbahaya agar lingkungan dapat terus terjaga,” katanya.
Lebih lanjut, La Nyalla mengatakan semakin hari, krisis lingkungan di bumi semakin mengkhawatirkan.
Dilansir dari situs resmi United Nations Environment Programme (UNEP), yang merupakan organisasi PBB di bidang lingkungan hidup, disebutkan bahwa sekitar 7 miliar dari 9,2 miliar ton plastik yang dihasilkan dari tahun 1950-2017 telah menjadi limbah plastik.
UNEP juga mengatakan bahwa setiap menit setara dengan satu truk sampah plastik dibuang ke laut kita.
Selain itu, limbah organik juga tak kalah mengkhawatirkannya dengan limbah plastik.
Data dari UNEP melaporkan bahwa 931 juta ton atau sekitar 17% dari makanan yang tersedia pada tahun 2019 terbuang begitu saja ke tempat pembuangan sampah, pengecer, restoran, dan sebagainya.
"Itulah prinsip pengolahan limbah yang baik bagi lingkungan. Dengan melakukan pengolahan limbah yang baik, kita telah membantu menjaga dan merawat bumi ini agar bisa terus dinikmati oleh generasi-generasi mendatang," pungkasnya. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dorong Perkuat Inovasi, Sekretariat Jenderal DPD RI Gelar Innovation Festival 2023
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian