jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) La Nyalla Mahmud Mattalitti menegaskan bahwa insiden penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto bukan rekayasa.
Ia memastikan hal itu usai menjenguk Wiranto di RSPAD. La Nyalla mengaku juga telah melihat langsung hasil operasinya.
BACA JUGA: Berawal dari Curhat, Si Kakak Malah Ajak Adik Berbuat Terlarang, Sudah Berkali-kali
"Kadi, kalau ada yang beranggapan ini setting-an, mana ada orang mau di-setting untuk ditikam apalagi beliau kan pejabat tinggi, saya lihat hasil operasinya 47 centimeter ususnya dipotong, baru disambung kembali," kata Ketua DPD RI La Nyalla Mahmud Mattalitti usai membesuk Wiranto, di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Sabtu.
Menurut dia anggapan rekayasa oleh sejumlah kalangan itu tidak masuk akal, karena sampai hari ke tiga pascapenusukan Wiranto masih terbaring mendapatkan perawatan.
BACA JUGA: Berita Duka, Gleen Raymond Meninggal Dunia, Kondisi Wajah Menghitam
"Jadi masa setting-an mengorbankan diri kita, kita doakan beliau cepat sembuh dan kembali ke tengah-tengah kita," katanya.
Melihat kejadian tersebut, La Nyalla, menilai pihak terkait perlu meningkatkan keamanan bagi pejabat negara lainnya.
BACA JUGA: Berita Terbaru Soal Oknum Anggota Dewan Berbuat Terlarang dengan Teman Wanitanya
"Saya rasa cukup penting melihat kejadian ini, dan itu bisa terjadi bukan hanya kepada pak Wiranto, bisa juga terjadi pada diri saya dan yang lainnya," ujar La Nyalla.
Sebelumnya, pada Kamis 10 Oktober 2019, Wiranto diserang oleh orang tidak dikenal ketika kunjungan kerja ke Pandeglang, Banten.
Wiranto dikabarkan terkena dua tusukan benda tajam di perut akibat penyerangan tersebut, ia awalnya mendapatkan perawatan di RSUD Berkah, Pandeglang, kemudian dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.
Selain Wiranto, tiga orang lainnya juga terkena tusukan pelaku, yaitu ajudan Wiranto, Kapolsek Menes Pandeglang Kompol Daryanto, dan seorang pegawai Universitas Mathla'ul Anwar.
Sejak mendapatkan perawatan pada Kamis 10 Oktober, Wiranto sudah dikunjungi oleh Presiden dan sejumlah kolega baik dari menteri, mantan menteri, wantimpres dan sahabatnya.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Budi