Sekretaris Perusahaan Antam, Bimo Budi Satrio mengatakan, peningkatan terutama ditopang oleh kenaikan volume penjualan komoditas feronikel dan harga jual
BACA JUGA: CIMB Niaga Gandeng Pelindo III
"Menyusul peningkatan permintaan komoditas nikel yang mendorong peningkatan volume penjualan, pendapatan tidak diaudit Antam pada kuartal pertama tahun ini melonjak 20 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2010 menjadi Rp 1,99 triliun," katanya dalam siaran pers, Jumat (29/4).Pada kuartal pertama volume penjualan feronikel naik 33 persen menjadi 2.209 TNi seiring dengan kenaikan permintaan pada kuartal pertama 2011 dibandingkan periode yang sama tahun 2010
Sementara, pengapalan feronikel ke konsumen Antam di Eropa tertunda karena pada tanggal 16 Maret 2011, kapal kargo MV Sinar Kudus milik PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) yang mengangkut komoditas feronikel dibajak di sekitar perairan Somalia.
"Meski terjadi pembajakan yang menyebabkan tertundanya pengiriman feronikel ke konsumen di Eropa, komoditas feronikel Perusahaan telah dilindungi dengan asuransi kerugian secara penuh terhadap kemungkinan kehilangan dan kerusakan kargo," ujarnya.
Dia mengatakan, dengan tidak adanya lagi kegiatan trading untuk menurunkan risiko fluktuasi harga emas yang sulit diprediksi, maka volume penjualan emas mencapai 1.730 kg atau turun 16 persen dibandingkan kuartal I 2010.
Tercatat volume produksi emas baru mencapai 15 persen dari target 2011 atau sebesar 588 kg
BACA JUGA: Kuartal I 2011, Danamon Kantongi Laba Rp763 Miliar
Capaian produksi emas turun 14 persen dibandingkan kuartal I 2010 karena penurunan kadar bijih dibandingkan dengan 2010 di Pongkor serta belum dilakukannya penambangan di vein yang diinginkan di Cibaliung."Meski terjadi penurunan volume penjualan, peningkatan harga sebesar 26 persen menjadi 1.411,24 dolar AS per toz menjadikan pendapatan dari emas naik tipis 1 persen menjadi Rp698 miliar," terang Bimo.
Dia menambahkan, dengan peningkatan penjualan yang tajam, laba kotor Antam naik sebesar 32 persen dibandingkan kuartal I 2010 menjadi Rp 626 miliar dengan nilai marjin kotor sebesar 31 persen dibandingkan 29 persen di kuartal pertama 2010
Peningkatan kedua komponen biaya ini seiring dengan peningkatan produksi feronikel
BACA JUGA: Maxim Prioritaskan Pasar Domestik
Sementara itu, tercatat laba usaha Antam juga melonjak 36 persen menjadi Rp 470 dengan nilai marjin usaha sebesar 24 persen, lebih besar dibandingkan marjin usaha pada kuartal I 2010 sebesar 21 persen.Ia menyebutkan, pada kuartal I 2011, Antam telah menyajikan laporan keuangan perusahaan berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) baru yang efektif berlaku per 1 Januari 2011 yang telah mengacu pada International Financial Reporting Standard (IFRS)(lum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Genjot Penjualan Scoopy dengan Warna Baru
Redaktur : Tim Redaksi