Laba AXA Mandiri Tumbuh 98 Persen

Jumat, 12 Agustus 2011 – 06:06 WIB

JAKARTA - Perusahaan asuransi AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri) pada semester I-2011 membukukan laba bersih Rp 353,8 miliarLaba itu tumbuh hampir 100 persen, tepatnya 98 persen, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp 178,8 miliar

BACA JUGA: Gerakan IHSG Kian Alot

Keberhasilan mencatat laba bersih yang signifikan itu tidak terlepas dari upaya mengoptimalkan sinergi bisnis antara Bank Mandiri dan anak perusahaannya dengan AXA Mandiri.
     
"Dengan basis nasabah Bank Mandiri yang mencapai 10 juta, AXA Mandiri bisa mencatat pertumbuhan yang berkelanjutan," kata Presiden Direktur AXA Mandiri, Albertus Wiroyo dalam pemaparan kinerja perusahaan di Jakarta, Kamis (11/8).
     
Menurut Albertus, pertumbuhan laba 98 persen karena dipicu perolehan premi yang mencapai Rp 2,46 triliun atau tumbuh 83 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,34 triliun
Dari jumlah tersebut, premi pertanggungan baru yang disetahunkan mencapai Rp 1,56 triliun atau tumbuh 56 persen dibandingkan sebelumnya Rp 1 triliun

BACA JUGA: Philips Genjot Tambahan Pelanggan Profesional

"Ini yang new collective premi atau penerimaan dari pemegang polis baru," kata Albertus.
         
Sedangkan, premi pertanggungan baru tertimbang atau single premi yang dibayar sekali setahun sesuai dengan ketentuan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) tercatat Rp 1,44 triliun atau tumbuh 72 persen dibandingkan sebelumnya 837,7 miliar rupiah
Meningkatnya volume premi itu seiring dengan pertumbuhan pemegang polis baru yaitu 402.880 pada semester I-2011

BACA JUGA: Laba PT Antam Naik 32 Persen

Angka ini meningkat 110 persen dibanding tahun lalu 191.868 polis.

Direktur Keuangan AXA Mandiri Iwan Pasila dalam kesempatan yang sama menambahkan, hingga pertengahan tahun ini, dana kelolaan mereka mencapai Rp 9,49 triliun tumbuh 48 persen dari sebelumnya Rp 6,43 triliunDana kelolaan tersebut diinvestasikan pada produk yang sesuai dengan permintaan nasabah

Misalnya, produk unit link, ditempatkan berdasarkan permintaan nasabah dengan mengukur kemampuan mereka menanggung risiko"Sedangkan produk-produk tradisional sesuai dengan ketentuan regulator penempatannya lebih banyak di deposito berjangka dan fix income seperti obligasi negara," kata Iwan(wir/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PLN Bangun PLTU 2x25 MW di Timika


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler