Philips Genjot Tambahan Pelanggan Profesional

Kamis, 11 Agustus 2011 – 22:43 WIB
SURABAYA - Minimnya fasilitas pengolahan Limbah Beracun dan Bahan Berbahaya (B3) di Indonesia menjadi salah satu kendala perkembangan industri lampu semikonduktor atau LEDPasalnya, banyak perusahaan, industri, maupun kawasan komersial yang berencana mengganti unit lampu merkuri dalam jumlah besar kesulitan untuk melakukan proses pembuangan yang sesuai dengan konsep kelestarian lingkungan

BACA JUGA: Laba PT Antam Naik 32 Persen

Alhasil, saat ini pertumbuhan permintaan LED tak sebesar potensinya.

Hal tersebut terungkap dalam customer gathering PT Philips Indonesia bersama 60 konsumen industri dan commercial building di Surabaya
Sales Manager - Profesional End User Replacement (PEUR) PT Philips Indonesia Rudy Setiady mengungkapkan bahwa seiring dengan kesadaran green enviroment, kalangan industri, gedung komersial, maupun kalangan profesional mulai menggunakan lampu LED dilingkungan kerja mereka.

"Sebelum 2009, LED tak banyak peminatnya

BACA JUGA: PLN Bangun PLTU 2x25 MW di Timika

Namun semenjak 2009 ke 2010, pertumbuhan penjualan kami mencapai double digit per tahunnya," ungkapnya di sela acara bertajuk green lighting untuk industri and commercial building di Hotel J W Marriot, Selasa (9/8) malam.

Alasan bagi perusahaan beralih dari lampu merkuri ke LED selain ramah lingkungan juga dikarenakan adanya faktor efisensi beban tagihan listrik per bulannya
Dia memberikan contoh ada perusahaan yang bisa menghemat sekitar Rp 500 juta dari tagihan rata-rata per bulannya sebesar Rp 1,5 miliar

BACA JUGA: Ekspansi, Pendapatan KLBF Ditargetkan jadi Rp 11 Triliun

Selain itu, daya hidup lampu LED lebih panjang.

Tingginya peminat tersebut menjadikan perusahaan optimis bahwa pada tahun ini ada kenaikan penjualan 600 persen khusus LED bagi pengguna profesionalBahkan perusahaan yang memiliki pabrik di Sidoarjo itu berencana untuk menambah jaringan distributor yang saat ini berjumlah 20 di seluruh Indonesia.

Sayangnya, terbatasnya fasilitas pengolahan limbah B3 menjadikan perusahaan klien Philips Indonesia kesulitan untuk mengganti lampu lama berjenis merkuri dengan LEDApalagi jumlah unit yang diganti bisa mencapai ratusan unit"Lampu lama itu memang tidak boleh dibuang sembarangan karena mengandung bahan merkuri yang berbahaya bagi lingkungan," jelas RudyBesarnya jumlah limbah lampu merkuri tak diimbangi dengan penangannyaSebab pabrik pengolahan B3 yang memiliki sertifikasi hanya di PPLi, Bogor.

Karena itu, pemerintah yang mendorong gerakan lingkungan hijau seharusnya juga melakukan persiapan pengolahan limbahApalagi limbah B3 di industri lampu hanya sekitar 15 persen dari total limbah industriSisanya berasal dari perusahaan pelumas aki kendaraan bermotor, dan masih banyak lagi.

Apabila peran pemerintah ditingkatkat, maka transisi lampu merkuri ke LED lebih mulusPhilips Indonesia mengaku bahwa divisi profesional, industrial, and commercial building saat ini baru menyumbang sekitar 20 persen dari total penjualan perusahaanSisanya masih untuk sektor ritelDan ditargetkan dengan potensi pasar, dalam lima tahun kedepan jumlahnya bisa naik lipat dua(aan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BP Migas Garap 10 Proyek Senilai USD 4,7 Miliar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler