jpnn.com, JAKARTA - Sepanjang 2023, Bank DKI telah menyalurkan kredit termasuk pembiayaan syariah sebesar Rp 52 triliun pada kuartal 4 2023. Jumlah ini naik dibandingkan kuartal 4 2022 sebesar Rp 48,37 triliun.
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan didorong oleh terutama pada segmen kredit ritel yang tumbuh sebesar 49,01 persen menjadi Rp 1,93 triliun pada Q4 2023, dari Rp 1,29 triliun pada kuartal 4 2022.
BACA JUGA: Bank DKI Tekankan Pentingnya Beradaptasi Menghadapi Dinamika Bisnis Perbankan
Tidak hanya itu, catatan positif juga terjadi pada segmen kredit mikro yang tumbuh sebesar 42,67 persen menjadi Rp 3,66 triliun pada kuartal 4 2023, dari posisi Rp 2,56 triliun pada kuartal 4 2022.
“Akselerasi pertumbuhan kredit ritel dan mikro tersebut mendorong peningkatan porsi kredit UMKM secara akumulasi dibanding total kredit Bank DKI hingga mencapai 10,74 persen pada akhir 2023 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7,98 persen,” ucap Direktur Keuangan dan Strategi Bank DKI Romy Wijayanto dalam keterangannya, Selasa (20/2).
BACA JUGA: Dukung UMKM, Bank DKI Mudahkan Pembelian Kios dan Los di Pasar Rakyat Citayam
Menurut dia, peningkatan porsi UMKM ini selaras dengan visi dan misi Bank DKI serta sebagaimana harapan pemegang saham Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk bisa terus meningkatkan pemberdayaan UMKM.
Selain itu, kredit konsumer turut mencatat pertumbuhan positif sebesar 11,58 persen menjadi sebesar Rp 22,10 triliun pada Q4 2023, dari posisi Rp 19,81 triliun pada kuartal 4 2022.
BACA JUGA: Program Keuangan Berkelanjutan, TJSL Bank DKI Fokus Penanganan Stunting
Lebih lanjut, pertumbuhan juga diikuti pada segmen kredit komersial (termasuk term loan) pada kuartal 4 2023 tumbuh 6,37 persen menjadi Rp 17,56 triliun, dari posisi Rp16,51 triliun pada kuartal 4 2022.
Kredit menengah tumbuh 1,34 persen menjadi Rp 1,92 triliun pada kuartal 4 2023, dari posisi Rp 1,89 triliun pada kuartal 4 2022.
Sedangkan penyaluran kredit sindikasi mencapai sebesar Rp 4,84 triliun pada kuartal 4 2023.
“Pertumbuhan kredit ini juga diikuti dengan kualitas aset yang sangat baik, dengan indikator rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL Gross) yang terjaga pada level rendah 1,76 persen dengan NPL Nett sebesar 0,58 persen pada kuartal 4 2023,” kata dia.
Bank DKI juga concern untuk menjaga keberlanjutan usaha ke depan dengan menjaga posisi Coverage Rasio kredit (CKPN) sampai dengan 223,85 persen.
Adapun, untuk Dana Pihak Ketiga, Bank DKI memfokuskan pada penghimpunan dana murah (Low Cost Fund), yang tercermin pada pertumbuhan dana giro sebesar 5,72 persen menjadi sebesar Rp 18,00 triliun per kuartal 4 2023, dari Rp 17,03 triliun pada kuartal 4 2022 dan dana tabungan pada kuartal 4 2023 menjadi sebesar Rp 11,68 triliun, tumbuh 2,22 persen (yoy) dari Rp 11,43 triliun pada kuartal 4 2022.
Pertumbuhan giro dan Tabungan mendorong adanya peningkatan rasio Current Account Saving Account (CASA) dari 43,70 persen pada kuartal 4 2022 menjadi 46,65 persen pada kuartal 4 2023 seiring dengan deposito sebagai dana mahal tercatat mengalami penurunan sebesar 7,38 persen dari Rp 36,65 triliun pada kuartal 4 2022 menjadi Rp 33,95 triliun pada kuartal 4 2023.
Romy menjelaskan bahwa langkah ini merupakan strategi yang dipilih Bank DKI dalam menjaga berbagai rasio likuiditas dan menekan biaya bunga serta menjaga posisi Loan to Deposit Ratio pada level yang diinginkan.
Realisasi LDR per kuartal 4 2023 tercatat sebesar 81,73 persen, meningkat 7,43 persen dibandingkan dengan 74,30 persen pada kuartal 4 2022.
“Berbagai pencapaian kinerja tersebut mendorong pertumbuhan total aset Bank DKI sebesar Rp 4,17 triliun atau tumbuh sebesar 5,30 persen dari semula Rp 78,89 triliun pada kuartal 4 2022 menjadi Rp 83,06 triliun pada kuartal 4 2023,” tuturnya.
Indikator rasio kinerja keuangan penting Bank DKI juga menunjukkan perbaikan secara konsisten.
Rasio Return on Equity (ROE) pada kuartal 4 2023 mencapai 10,36 persen, lebih tinggi dari sebelumnya 10,10 persen di kuartal 4 2022.
Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) menunjukkan perbaikan dari sebelumnya 78,19 persen pada kuartal 4 2022 menjadi 78,03 persen pada kuartal 4 2023 dan Net Interest Margin (NIM) berada pada level moderat sebesar 4,17 persen.
Hal ini menunjukkan Bank DKI mampu menjaga tingkat efisiensinya.
"Pencapaian kinerja ini merupakan salah satu milestone Bank DKI yang terwujud berkat dukungan dan kepercayaan dari seluruh pemangku kepentingan,” tambah Romy. (mcr4/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi