Laba Bersih Saratoga Melonjak Hingga 226 Persen

Senin, 30 Maret 2015 – 19:36 WIB

jpnn.com - JAKARTA -  Presiden Direktur PT Saratoga Investama Sedaya Tbk Sandiaga S. Uno membeber kinerja perusahaan yang dipimpinnya itu.

Disebutkan, PT Saratoga Investama Sedaya, Tbk (kode saham: SRTG) berhasil membukukan kenaikan laba bersih sebesar 226 persen dari Rp 246 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp 803 miliar sepanjang 2014 - yang diatribusikan pada pemegang saham perseroan.

BACA JUGA: PT Bukit Asam Sebar Dividen Rp 705 Miliar

"Pertumbuhan bisnis itu terutama ditopang oleh fundamental bisnis di sektor infrastruktur dan sumber daya alam," ujar Sandiaga dalam keterangannya, Senin (30/03).

Pencapaian kinerja bisnis yang sangat baik tersebut, lanjutnya, menjadi salah satu indikator bahwa strategi investasi yang dilakukan secara prudent dan terukur mampu menjawab kondisi pasar yang sangat dinamis.

BACA JUGA: Gugat Mensos Khofifah Soal Pemberian Rokok, Budayawan: YLKI Arogan

Dibeberkan, Lintas Marga Sedaya, perusahaan investee Saratoga yang membangun jalan tol Cikampek-Paliman sepanjang 116 km, berhasil mencapai lebih dari 80% penyelesaian konstruksi.

Tri Wahana Universal, perusahaan investee di bidang penyulingan minyak, berhasil meningkatkan produksi rata-rata harian dari 8,736 bopd menjadi 13,976 bopd. "Selain itu, Provident Agro, perusahaan investee kami di bidang perkebunan kelapa sawit, berhasil mencatatkan laba Rp 168 miliar didorong oleh rata-rata umur perkebunan yang telah mencapai usia produktif, yakni 7 tahun,” kata Sandiaga.

BACA JUGA: Ini Strategi Antam Tetap Bersinar Pada 2015

Dengan didukung fundamental bisnis perusahaan-perusahaan investasi yang kuat, Saratoga optimistis akan mampu melanjutkan dan mempertahankan momentum pertumbuhan ini meski tantangan ke depan sangat besar. Perseroan akan konsisten dalam membuka setiap peluang investasi untuk terus meningkatkan value perusahaan dan memberikan kontribusi lebih besar pada perekonomian Indonesia

Menurut Sandiaga, Saratoga akan terus memperkuat tiga pilar portofolio investasinya, terutama di sektor infrastruktur dan konsumer, karena kedua sektor tersebut memiliki potensi pertumbuhan yang masih sangat besar di Indonesia. Sektor infrastruktur, sebagai katalisator utama perekonomian Indonesia, semakin menjadi perhatian utama pemerintah.

Langkah pemerintah menghapuskan subsidi BBM dan mengalihkannya untuk pembangunan infrastruktur merupakan sinyal positif.

 Sebagai perusahaan investasi yang aktif, Saratoga mempertimbangkan lebih dari 100 peluang investasi pada tahun 2014, cukup stabil dibandingkan peluang yang masuk tahun sebelumnya. Dengan melakukan penyaringan dan due diligence yang ketat, akhirnya Saratoga menambah dua investasi di tahun 2014, yakni PT Gilang Agung Persada (GAP) dan PT Trimitra Karya Jaya (TKJ).

Untuk mengoptimalkan potensi pasar di sektor konsumer, pada 2014 Saratoga mengakuisisi 4,17% saham PT GAP. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan bisnis fashion, lifestyle dan luxurious brand yang berada di Indonesia, dengan nilai investasi sebesar US$ 5 juta.

 Sesuai dengan pandangan jangka panjangnya terhadap komoditi logam bernilai tinggi, Saratoga juga mengakuisisi 80% saham PT Trimitra Karya Jaya yang memiliki kepemilikan 25.7% di proyek tambang emas dan tembaga per tanggal 31 Desember 2014.

 Saratoga sepanjang 2014 telah berhasil mengimplementasikan manajemen risiko dalam hal pendanaan sebagai berikut. Pertama, mengatur masa jatuh tempo utang perseroan sesuai dengan durasi investasi Perseroan.

Kedua, perseroan mengurangi resiko nilai tukar mata uang asing dengan mengkonversikan  pinjaman senilai US$ 57,5 juta menjadi Medium Term Notes (MTN) dengan denominasi Rupiah melalui private placement.

Ketiga, Perseroan mengurangi bunga nilai pinjaman efektif Dollar Amerika Serikat (US$) dari 5,32% menjadi 4,29%.

Pada tahun 2014, dengan komitmen Saratoga yang tinggi untuk terus berkembang dan mengedepankan transparansi serta tata kelola perusahaan yang baik, mengantarkan Perseroan meraih peringkat jangka panjang A (idn) dengan outlook stabil dari Fitch Rating. Saratoga merupakan perusahaan investasi Indonesia pertama yang mendapatkan peringkat dari Fitch Rating.

Direktur Keuangan Saratoga Investama Sedaya, Jerry Ngo, mengatakan bahwa perseroan akan terus meningkatkan pertumbuhan positif dan menargetkan US$ 50–100 juta untuk investasi baru dan follow-on investasi guna memperkuat portofolio investasinya

Walaupun kondisi makro ekonomi pada 2015 masih akan sangat dinamis, Jerry yakin bahwa peluang investasi di sektor-sektor strategis di Indonesia masih sangat terbuka. "Dengan strategi yang tetap terukur dan prudent, Saratoga akan terus fokus pada investasi di sektor bisnis yang memiliki prospek positif dalam jangka panjang,” pungkas Jerry. (rl/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... 2015, Ini 3 Sektor Produksi yang Digenjot Antam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler