Lada Mengandung Antioksidan Tinggi, 4 Penyakit Langsung Bablas

Senin, 22 November 2021 – 12:58 WIB
Ilustrasi - Petani memperlihatkan biji lada yang sudah dipanen di Desa Batu Pannu, Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat (14/12/2018).(ANTARA FOTO/AKBAR TADO)

jpnn.com, JAKARTA - Lada memiliki banyak manfaat, tidak hanya sebagai rempah penyedap masakan.

Lada memiliki kandungan antioksidan tinggi, karena itu mujarab untuk mengatasi masalah kesehatan.

BACA JUGA: 3 Herbal Ajaib Ini Bantu Jaga Kesehatan Jantung Anda

"Sebagai pengobatan, lada hitam mengandung antioksidan tinggi," ujar Pengurus Pusat Dewan Rempah Indonesia (DRI) Heru D. Wardana dalam webinar 'Membangkitkan Kejayaan Rempah Indonesia dan Peran Dokter di Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Depan', Minggu (21/11).

Lada memang memiliki bentuk yang kecil, tetapi punya manfaat dan pengaruh yang dahsyat di dunia hingga dijuluki sebagai raja rempah.

BACA JUGA: Stres Berlebihan Bisa Mengakibatkan 6 Masalah Kesehatan Ini, yang Terakhir Mengerikan

Lada juga yang dulu membuat penjajah datang untuk menguasai Nusantara sebagai wilayah penghasil rempah.

Sebagai raja rempah, lada punya banyak kandungan yang bermanfaat, baik untuk masakan, obat, hingga kecantikan.

BACA JUGA: Berita Dukacita: Legenda Bulu Tangkis Indonesia Meninggal Dunia

Banyak kegunaan dari lada untuk kesehatan, termasuk untuk saluran pernapasan hingga pencernaan.

Heru mengatakan, ini menjadi tantangan untuk para peneliti agar bisa mengekstrak bahan-bahan aktif pada lada agar bisa dibuat menjadi produk obat yang bermanfaat bagi kesehatan.

Ada beberapa jenis lada, yakni lada putih, lada hitam dan lada hijau. Perbedaannya adalah dari proses mengolahnya.

Lada hitam dipanen saat buah lada belum terlalu matang, warnanya masih kehijauan, tetapi sudah mengeras.

Lada kemudian dipanasi dan dikeringkan sehingga kulitnya mengerut.

Secara tradisional, lada hitam biasa dipakai untuk pengobatan konstipasi, diare, insomnia hingga sakit gigi.

Lada putih dibuat dari buah lada yang dipanen saat matang, kemudian direndam dalam air mengalir, kulitnya dibuang, dicuci dan dijemur.

Itulah alasannya aroma lada putih tidak setajam lada hitam, sebab ada bagian-bagian yang sudah dibuang.

Lada hijau juga dibuat dari buah yang belum terlalu matang saat dipanen, tetapi langsung dikeringkan.

Menurut Peneliti Utama Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITTRO) Kementerian Pertanian Otih Rostiana, kualitas lada di Indonesia telah diakui dunia.

Lada putih bangka menjadi referensi mutu lada putih terbaik dimana aromanya bisa tercium dari jauh karena mengandung minyak atsiri yang tinggi, sementara lada hitam Lampung jadi referensi mutu lada hitam berkualitas.

Heru dan Otih menyatakan Indonesia pernah menjadi produsen top lada, tetapi kini justru tertinggal dari Vietnam.

"Vietnam dulu belajar menanam lada ke Bogor, sekarang dia yang menguasai," kata Heru.

Dia berharap rempah-rempah di Indonesia terus dieksplorasi agar berguna tak hanya untuk bumbu masakan, tetapi produk-produk lain seperti untuk kecantikan dan kesehatan untuk memberikan nilai tambah.

"Ketika jadi bahan obat, nilai tambahnya sangat besar. Bila produknya semakin luas, itu akan memberdayakan petani sehingga makin sejahtera," pungkas Heru.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler