jpnn.com - SURABAYA - Perancang busana Janet Teowarang, 38, membuktikan, arsitektur dan interior bangunan pada era art deco bisa diaplikasikan dalam desain gaun.
”Saya ambil arsitekturnya, interiornya. Saya masukkan ke motif-motif,” jelas Janet. Dia menggunakan laser cutting untuk mengaplikasikan motif yang diinginkan. Dia juga mengombinasikan dengan style khasnya, edgy dan androgyny.
BACA JUGA: Kompetisi Batu Akik dan Permata Nusantara, Transaksinya Capai Rp 500 Juta
Tidak hanya mengemas dengan tetap mempertahankan ciri khasnya, Janet juga menyesuaikan desain tersebut dengan selera masyarakat Indonesia. ”Lebih wearable lah,” imbuhnya.
BACA JUGA: Anda Berkeringat saat Tidur Malam? Ini Penyebabnya
Warna-warna yang digunakan untuk koleksi itu adalah warna-warna cerah. ”Tapi, terangnya itu bukan terang yang loud. Bukan yang shocking,” ucap desainer lulusan Raffles Institute Design Singapore itu. Salah satunya warna emas yang identik dengan zaman art deco.
Kali ini Janet memakai batik marrakech. Untuk menghasilkan motif art deco yang diharapkan, dia mengombinasikan kulit domba asli ke atas kain batik dengan menggunakan teknik draperi. Selain itu, Janet menggunakan duchess dan thai silk.
BACA JUGA: Inilah Gejala Kelelahan Kronis
Janet menyatakan, koleksinya tersebut dapat diaplikasikan pada semua jenis pesta formal dan semiformal. ”Ke acara wedding bisa, cocktail party juga bisa,” ujarnya.
Pemilihan make-up cukup dengan riasan nude. Untuk tatanan rambut, model updo akan serasi jika dikombinasikan dengan smokey eyes. ”Karena bajunya itu sendiri udah punya karakter, paling ngelengkapin pakai clutch, small handbag, pakai high heels. Gitu aja udah cukup,” tegas Janet. (fit/c6/nda)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengenal Ciri-ciri Varises dan Intensitasnya, Mulai Nyeri sampai Luka
Redaktur : Tim Redaksi