Ladies, ini 5 Mitos Seputar Menstruasi

Sabtu, 16 Februari 2019 – 09:26 WIB
Ilustrasi sakit perut saat menstruasi.

jpnn.com - Menstruasi atau haid penanda berkembangnya tubuh seorang wanita memasuki tahap dewasa. Setiap bulan, ovarium akan melepaskan sebuah sel telur yang menjadi cikal bakal pembuahan. Proses ini dinamakan ovulasi.

Pada waktu bersamaan, perubahan hormon dalam tubuh turut menyiapkan rahim untuk kehamilan. Apabila ovulasi terjadi namun sel telur tersebut tidak dibuahi, maka sel telur dan dinding rahim akan meluruh dan keluar dari tubuh. Kondisi ini yang kemudian disebut menstruasi.

BACA JUGA: Benarkah Pusing Gejala Menopause?

Menurut dr. Alberta Jesslyn Gunardi BMedsc Hons dari KlikDokter, siklus haid normalnya berkisar antara 21-35 hari dan berlangsung selama 3-7 hari.

Sedangkan, umumnya darah haid yang keluar berkisar 20-60 ml per hari.

BACA JUGA: 5 Makanan Mentah yang Harus Dihindari Ibu Hamil

Siklus ini dapat diketahui dengan menghitung jarak hari dari hari pertama menstruasi hingga hari pertama menstruasi pada bulan berikutnya.

“Maka dari itu, bukan masalah jika tanggal mulai haid Anda tidak pernah sama. Yang terpenting siklus haid tersebut masih dalam kisaran normal,” ujar dr. Jesslyn.

BACA JUGA: Turuti Semua Maunya Pacar, tapi Disia-siakan setelah Melahirkan

Namun, ada beberapa kondisi yang terkadang bisa memengaruhi menstruasi. Hal tersebut kemudian juga dapat menimbulkan sederet mitos yang sebenarnya tak perlu Anda percaya. Berikut ini adalah di antaranya:

1. Seks saat menstruasi tidak bikin hamil

Salah satu mitos yang paling terkenal adalah banyak orang percaya bahwa seks saat menstruasi tidak akan menyebabkan kehamilan. Padahal, kondisi itu bisa saja terjadi jika Anda tak menggunakan pengaman seperti kondom.

Faktanya, melakukan hubungan seks tanpa pengaman selama menstruasi masih bisa mempertahankan sperma untuk waktu yang cukup lama hingga ovulasi dan pembuahan sel telur yang menyebabkan kehamilan masih mungkin terjadi.

2. Menggunakan pil KB ketika menstruasi tidak aman

Sebuah studi menunjukkan bahwa tidak apa-apa bagi Anda untuk menekan menstruasi dengan konsumsi pil KB. Bahkan, sebagian besar dokter kandungan sepakat bahwa cara ini cukup aman untuk dilakukan.

Mereka yang mengalami nyeri hebat selama menstruasi dapat minum pil KB atas persetujuan dokter.

3. Menstruasi = tidak perlu mandi

Beberapa orang berpikir bahwa mandi selama menstruasi tidaklah aman karena dapat merangsang pendarahan dan efek buruk lainnya, terutama bila mandi air panas. Padahal, air panas dapat membantu merangsang aliran darah, meringankan kram dan meredakan ketegangan otot.

Sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak mandi selama haid. Apalagi, relaksasi lewat mandi air hangat dapat meningkatkan suasana hati. Bahkan, sebuah studi menyebut bahwa mandi dapat mengurangi peradangan.

4. Periode haid yang sama dengan orang terdekat

Ada mitos jika dua atau lebih wanita menghabiskan cukup waktu bersama, misalnya sebagai teman sekamar, akan mengalami menstruasi pada saat yang sama. Hal tersebut belum dapat dipastikan secara jelas. Namun, sejumlah penelitian telah mengkaji fenomena ini.

Gagasan ini pertama kali muncul dalam artikel yang tertera pada jurnal Nature. Peneliti percaya bahwa fenomena ini bisa terjadi karena para wanita yang tinggal sangat dekat bersama "bertukar" zat feromon sebagai perangsang daya pikat dari waktu ke waktu. Meski begitu, hal tersebut belum dapat dipastikan secara jelas.

5. Tampon dapat merusak selaput dara

Ada kekhawatiran bahwa memasukkan tampon dapat merusak selaput dara yang kerap disalahpahami sebagai tanda keperawanan. Faktanya, selaput dara adalah selaput yang melapisi lubang vagina dan biasanya tidak menutupi lubang vagina.

Mengingat selaput dara cukup fleksibel, maka memasukkan benda sekecil tampon tidak akan membuatnya robek.

Kini sudah jelas bahwa beberapa mitos seputar menstruasi di atas bisa dijelaskan secara medis dan tak perlu dipercaya. Akan lebih baik, bila terjadi masalah atau muncul keraguan pada kondisi Anda saat hamil, segera hubungi dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.(NP/ RVS/klikdokter)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Donor Darah Saat Menstruasi, Bolehkah?


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler