Lagi, Bocah di Makassar Diculik Lalu Ditukar Beras

Rabu, 08 September 2021 – 17:41 WIB
Ilustrasi penculikan anak. ANTARA

jpnn.com, MAKASSAR - Kepolisian Resor Kota Besar Makassar, Sulawesi Selatan, menyelidiki kasus penculikan anak yang kemudian ditukar dengan beras.  

Adapun modus penculikan ini ialah pelaku membawa korban ke toko kelontongan untuk ditukar beras, dengan alasan akan kembali menjemput anak itu. 

BACA JUGA: Kasus Penculikan Bocah di Surabaya Memasuki Babak Baru

"Sudah dilaporkan kepada pimpinan agar mendapat atensi penyelidikan atas kasus ini," kata Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Kelurahan Ballaparang, Kecamatan Rappocini, Aipda Syarifuddin di Makassar, Rabu (8/9).

Dia menjelaskan bahwa berdasar informasi masyarakat kembali terjadi kasus anak ditukar dengan beras

BACA JUGA: Bocah 6 Tahun di Sidoarjo Dikabarkan Diculik, Dijadikan Pengamen, Ternyata

Pelaku mengiming-imingi uang agar korban ikut naik di sepeda motornya untuk berjalan-jalan. 

Korban yang merupakan seorang bocah laki-laki diperkirakan berusia 10 tahun ini dijemput pelaku di Jalan Maccini Gusung, Kecamatan Makassar

BACA JUGA: Soal Kasus Penculikan Anak oleh ART, LaNyalla: Harus Diantisipasi

Pelaku kemudian berputar-putar membawa korban sambil mencari sasaran warung ataupun toko kelontong yang menjual beras.

Hingga akhirnya menemukan target warung di Jalan Pelita Raya, Kelurahan Ballaparang. 

Pelaku lalu menurunkan korban, selanjutnya mengambil beras dengan alasan lupa membawa uang dan akan kembali menjemput korban karena sebagai bentuk jaminan.

"Modusnya, sampai di warung dia (pelaku) pura-pura lupa bawa dompet, kemudian anak itu disimpan sebagai jaminan untuk dipercaya. Ada tiga karung beras dibawa pelaku," ungkap Syarifuddin.

Informasi dari korban penjual beras, pelaku menggunakan motor otomatik dengan ciri-ciri orangnya agak tinggi, dan kurus. 

Kejadian ini merupakan kali ketiga di wilayah Kecamatan Rappocini. 

Modusnya, tega menukar anak kecil dengan beras maupun tabung gas atas jaminan korban dititip di warung itu.

Korban pemilik warung beras, Risnawati menceritakan, pelaku saat itu singgah dan mau membeli beras, dengan alasan ada acara pengantin tetapi lupa membawa uang. 

Selanjutnya, pelaku mengambil beras satu karung 25 kilogram. 

Kemudian, kembali lagi mengambil dua karung 10 kilogram. 

Total pengambilan 35 kilogram beras.

"Alasannya, lupa ambil uang, jadi saya bilang jangan ambil semua, lalu dia bilang titip adikku dulu sebentar, nanti pulang diambil lagi di situ, kemudian pergi begitu saja," katanya. 

Beberapa saat kemudian Risnawati baru sadar setelah anak ini menangis. 

Risnawati menanyakan kepada korban apakah itu kakaknya. 

Lalu, korban mengatakan bukan. 

Korban mengaju hanya dijemput pelaku di dekat rumahnya setelah dijanjikan diberi uang Rp 15 ribu.

"Saya bilang ke dia (korban) itu kakakmu kah? Dia bilang bukan, hanya dijanji saja uang, tetapi uangnya tidak ada,” katanya. 

Risnawati mengaku mengalami kerugian Rp 500.000.

Korban akhirnya dipulangkan Bhabinkamtibmas setempat, setela menyebut di mana berdomisili. 

Orang tua korban, Jufri (38) sempat cemas, anaknya belum pulang sejak bermain di sekitar rumahnya pagi tadi, namun menjelang sore belum muncul. 

Dia pun kaget setelah polisi membawa anaknya pulang ke rumah dan menceritakan perihal kejadian yang menimpa korban dibawa orang tidak dikenal dengan motor kemudian dititipkan di warung untuk ditukar beras.

"Sempat saya melapor di Kantor Polrestabes Makassar, anak saya hilang dan belum pulang. Nanti setelah polisi membawanya baru kami tenang, alhamdulillah selamat," ucapnya bersyukur sembari berterima kepada polisi yang membawa anaknya pulang. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler