JAKARTA- Kelompok 78 (K-78) seperti tak ada bosannya membuat ulahSetelah sukses "memaksa" kongres PSSI pada 20 Mei lalu berakhir deadlock, kali ini mereka kembali melancarkan serangan terhadap Komite Normalisasi (KN)
BACA JUGA: Pedrosa Perpanjang Masa Istirahat
K-78 meminta agar Kongres PSSI pada 30 Juni mendatang dimajukan seminggu lebih cepat"Kalau waktunya 30 Juni kan berarti hanya sampai pukul 00:00 WIB
BACA JUGA: Stage 2, Iran Geser Posisi Indonesia
Kalau saat itu belum selesai, tentu Indonesia sudah pasti kena sanksi FIFA karena sudah masuk ke bulan Juli," terang Atqia Abubakar, Sekretaris Umum (Sekum) Persiraja di Senayan Jakarta kemarin (6/6).Menurut Atqia, situasi akan berbeda seandainya jadwal kongres dimajukan
BACA JUGA: Manajemen GU Minta Pemain Bersabar
"Jadi waktunya bukan hanya sehari ituKalau cuma sehari kemudian banyak perdebatan, tentu akan semakin molor selesainyaKarena itu, yang paling ideal adalah jika kongres dimajukan," tambah Atqia.
Hal yang sama juga diungkapkan Sekum Pengprov PSSI Nusa Tenggara Timur (NTT) Lambertus TukanMenurutnya, kongres pada 30 Juni adalah kesalahan kedua yang dilakukan KN"Lagipula kenapa ini dikatakan kongres luar biasa? Bukannya kongres nanti adalah kongres biasa," tegas Lambertus
Sayangnya, permintaan keduanya tak ubahnya hanya gertak sambalBuktinya, mereka juga tak berani untuk meminta pertemuan langsung dengan komite yang dipimpin Agum Gumelar tersebutMereka hanya bersedia untuk melakukan tatap muka jika memang ada undangan.
"Sampai saat ini kami belum pernah meminta untuk bertemu dengan KNKami juga tidak mendesak, hanya meminta," ucap Atqia
Di sisi lain, KN tak mau menanggapi permintaan yang mengada-ada tersebutAlasannya, penetapan kongres pada 30 Juni adalah keputusan bersamaKarena itu, mereka lebih memilih untuk mempersiapkan diri demi kesuksesan kongres itu.
"Kami tak akan menanggapi permintaan tersebutKami ini kan lebih baik mempersiapkan diri menyongsong kongres saja," tegas Joko Driyono, anggota KN(ru)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kedua Kali Berturut-turut, Tango KO Lagi
Redaktur : Tim Redaksi