Sebuah keluarga asal Tiongkok yang sudah jadi warga Australia menjadi sasaran serangan rasis terkait dengan COVID-19 selama dua malam berturut-turut di Melbourne.
Rumah mereka di kawasan Knoxfield dilempari batu dan garasinya dicoret-coret dengan tulisan soal virus corona.
"COVID-19, China die" demikian tulisan di pintu garasi rumah keluarga tersebut, hari Senin (20/4/2020) pagi.
BACA JUGA: Cara Bank BRI Berdayakan Mitra di Papua dan Papua Barat
Dan hari Selasa pagi sekitar pukul 2:30 dinihari, seseorang melempar kaca jendela rumahnya dengan batu ukuran besar.
Warga bernama Jackson yang meminta nama keluarganya tidak disebutkan tersebut mengaku sudah melaporkan kejadian dua malam berturut-turut kepada polisi.
BACA JUGA: Negara Bagian Amerika Gugat Tiongkok Terkait Virus Corona, Sungguh Perbuatan yang Sia-Sia
Photo: Coretan bernada rasis di pintu garasi sebuah rumah warga keturunan Tiongkok yang tinggal di Melbourne. (Supplied)
"Saya takut. Saya sekarang harus membeli sistem CCTV, memperbaiki kaca jendela dan membeli lampu," kata Jackson kepada ABC.
"Saya takut mereka akan kembali lagi malam ini."
Kepolisian Negara Bagian Victoria mengatakan pihaknya sedang menyelidiki insiden ini, dan untuk sementara "tidak bersedia mau memberikan komentar lebih lanjut."
Rekaman CCTV yang diperlihatkan Jackson kepada ABC menunjukkan adanya seseorang yang berada di luar rumahnya pada hari Selasa pagi.
Dalam rekaman beberapa menit kemudian, suara keras terdengar sebelum orang tersebut berlari di depan rumah dan melompati pagar. Photo: Batu besar yang dilempar memecahkan jendela rumah Jackson yang tinggal di Knoxfield, sekitar 35 km dari pusat kota Melbourne. (Supplied)
Sebuah kelompok masyarakat Tiongkok-Australia yang aktif secara online, SOS-AUS, sudah memperingkatkan kepada para anggotanya di Victoria atas kejadian tersebut.
Mereka juga menyerukan agar warga tetap waspada.
Pejabat Sementara Menteri Imigrasi Australia Alan Tudge dalam komentarnya di Twitter mengecam tindakan rasis dan kriminal tersebut.
"Ini sangat menjijikan. Pelakunya adalah pengecut dan mudah-mudahan bisa ditangkap," katanya.
"Tidak ada satu keluarga pun yang harus mengalami hal seperti ini. Rasisme adalah hal yang tidak bisa diterima dalam masyarakat multikultural seperti kita."
Apa yang terjadi di Knoxfield, sekitar 35 km dari pusat kota Melbourne tersebut merupakan serangkaian kejadian bermotifkan rasisme yng terjadi di negara bagian Victoria di masa pandemik COVID-19.
Akhir pekan lalu, seorang dokter keturunan Tiongkok yang tinggal di Geelong, sekitar 60 km dari Melbourne mendapat cacian rasis, ketika dia sedang menunggu antrian di sebuah restoran untuk membeli makanan.
Minggu lalu, dua mahasisiwi internasional asal Asia diserang dua perempuan di pusat kota Melbourne.
Salah satu pelakunya sudah berhasil diidentifikasi oleh polisi dan sekarang dibebaskan dengan jaminan. Video: Video of an alleged assault on two female international students in Melbourne. (ABC News)
Berbicara dalam jumpa pers hari Selasa, Perdana Menteri Scott Morrison mengecam mereka yang sengaja mencari sasaran warga Tiongkok yang tinggal di Australia dan mengatakan "sekarang waktunya untuk saling mendukung."
"Hentikan ini. Itu pesan saya. Dan saya kira ini juga pesan dari seluruh warga Australia," katanya.
PM Morrison mengatakan warga Tiongkok Australia menjadi 'pertahanan terbesar' bagi warga Australia lainnya di saat-saat awal pandemik.
"Mereka adalah yang paling pertama melakukan isolasi sendiri, mereka adalah yang pertama kembali setelah mengunjungi keluarga mereka di Tiongkok."
"Karena perhatian, komitmen, kesabaran mereka, Australia terlindungi dalam gelombang pertama," katanya.
"Jadi saya sangat mengecam tindakan seperti ini terhadap siapa saja warga Australia, tidak masalah latar-belakang etnis atau agama mereka."
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini
BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspadai Tanda dan Gejala Baru Virus Corona pada Kulit