jpnn.com, SURABAYA - Pekan lalu Pemkot Surabaya mendapati lima bocah mabuk lem di Banyu Urip. Wali Kota Tri Rismaharini sampai turun tangan menemui mereka.
Kasus serupa ternyata terjadi lagi kemarin dini hari (29/11). Tim Asuhan Rembulan Satpol PP Surabaya menciduk 10 remaja yang rata-rata masih SMP di Jalan Kedung Mangu.
BACA JUGA: 10 Pelajar Tepergok Sedang Asyik Mabuk Lem
Beberapa anak berhasil kabur saat petugas datang. Namun, sebagian besar tidak bisa melarikan diri. Petugas gabungan mencurigai kegiatan yang mereka lakukan.
Sebab, dini hari seharusnya anak-anak itu berada di rumah. ''Setelah didalami, kami temukan lem,'' ujar Kepala Satpol PP Surabaya Irvan Widyanto.
BACA JUGA: 4 Cowok dan 1 Cewek Berbuat Tidak Terpuji di Rumah Kosong
Tim Asuhan Rembulan selalu berpatroli ke seluruh penjuru kota. Mulai pukul 22.00 hingga 04.00.
Anak-anak tersebut tertangkap petugas patroli gelombang kedua yang beroperasi sejak pukul 01.00.
BACA JUGA: Tiga Bocah Cowok dan 2 Cewek Berbuat Tidak Terpuji
Awalnya, petugas mengira mereka adalah anak jalanan dari luar kota. Setelah ditelusuri, semua ternyata berasal dari Surabaya.
Mereka langsung diangkut truk patroli petugas. Beberapa anak yang tertidur pulas di bak pikap juga ikut dibawa ke markas komando (mako) satpol PP di area balai kota.
Petugas lalu mendata mereka. Mereka ditanya, mengapa malam-malam berada di gedung kosong? Siapa yang mengajari mabuk lem? Sekolah di mana? Hingga yang terpenting kontak orang tua beserta alamat rumah mereka.
Setelah data awal diambil, petugas meluncur ke rumah anak-anak itu. Orang tua dipanggil ke kantor agar menjemput anak mereka.
Pihak sekolah juga dipanggil untuk memberikan pengarahan intensif. ''Tahapan ini bolanya ada di DP5A (dinas pengendalian penduduk, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak, Red),'' lanjut mantan camat Rungkut itu.
Kepala DP5A Chandra Oratmangun menemui langsung anak-anak itu. Delapan orang sudah dijemput orang tua masing-masing.
Setelah didalami, empat anak ternyata putus sekolah. ''Orang tua bikin surat perjanjian untuk sanggup menyekolahkan anaknya lagi. Akan kami pantau terus perkembangan mereka,'' jelasnya.
Ada dua bocah yang tidak bisa pulang. Mereka harus dipindahkan ke Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Keputih.
Yang pertama, petugas tidak bisa menemukan orang tuanya. Rumahnya kosong. Informasi dari tetangga, orang tua anak itu sedang bekerja.
Satu anak lagi tidak bisa pulang karena orang tuanya tidak memiliki identitas. Bapak ibunya sudah bercerai.
Dua-duanya belum memiliki KTP dan kartu keluarga. Namun, mereka tinggal di Surabaya.
Agar si anak bisa pulang, salah satu orang tua harus membawa surat keterangan dari RT setempat yang menyatakan bahwa itu adalah anak kandung mereka.
Chandra mengatakan, DP5A bakal memberikan pendampingan psikologis bagi keluarga anak-anak tersebut. Itu pula yang dilakukan kepada lima anak yang tertangkap mabuk lem di Banyu Urip 19 November lalu.
''Yang minggu lalu kini sudah terpantau membaik. Mereka sudah sekolah semua,'' jelas mantan kepala dinas pemadam kebakaran itu. (sal/c19/git/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tepergok Ngelem, Anak-Anak Ini Menangis Didatangi Polisi
Redaktur & Reporter : Natalia