jpnn.com, DENPASAR - Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bali menyita lahan taman hutan raya (tahura) di Jalan Bypass Ngurah Rai, kawasan Suwung Batankendal, Sesetan, Denpasar Selatan, Jumat (4/8). Sebab, lahan yang dalam penguasaan Bank Sinar Mas itu ternyata milik negara.
Proses penyitaan lahan yang di atasnya terdapat bangunan Bank Sinar Mas Syariah itu berjalan lancar tanpa perlawanan berarti. Tim penyidik Pidsus Kejati Bali yang beranggotakan enam orang dan didampingi dari pihak Satgas Polisi Hutan Tahura Ngurah Rai langsung melakukan pematokan dengan memasang papan plang sita di atas objek lahan seluas 835 meter persegi itu.
BACA JUGA: Koperasi Tak Sanggup Bayar Uang Nasabah, Ketuanya Diisukan Bunuh Diri
Ketua Tim Penyidik Pidsus Kejati Bali Gede Budi Suardana menjelaskan, dasar penyitaan obyek lahan dan bangunan adalah surat perintah penyidikan bernomor Print-14/P. 1/Fd. 1/03/2017 tanggal 21 Maret 2017, surat perintah penyitaan dari kepala Kejati Bali Nomor Prin-307/P. 1/05/2017 tanggal 10 Mei 2017, serta surat penetapan pengadilan tindak pidana korupsi pada Pengadilan Negeri Denpasar Kelas IA Nomor : 5/khusus/Pen. Pid-TPK/2017/PN Dps tanggal 27 Juli 2017.
"Sebenarnya proses sita sudah direncanakan sejak ada surat perintah dari kepala Kejati Bali dan penetapan dari Pengadilan Tipikor, namun secara teknis baru hari ini (4/8) kami laksanakan," terang Budi.
BACA JUGA: Gilimanuk Buka Tutup, Antrean Kendaraan Tujuan Jawa Mengular 7 Km
Lebih lanjut Budi menegaskan, objek sita sesuai dengan sertifikat yang dimohonkan oleh tersangka I Wayan Suwirta alias IWS yang beberapa waktu lalu sudah ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kerobokan. Sumber awal objek tanah sebenarnya hanya satu sertifikat yakni sertifikat bernomor 362.
“Tetapi kemudian dipecah menjadi dua sertifikat yakni sertifikat Nomor 9516 dan sertifikat Nomor 9515," terang.
BACA JUGA: Suami di Tahanan, Tante Bahenol Tebar Rayuan
Selanjutnya, sertifikat No. 9515 dengan luas lahan 300 m2 dijual oleh tersangka Suwirta kepada Kholid. Selanjutnya, Kholid menjualnya kepada Bank Sinar Mas dengan harga Rp 1,2 miliar.
Sedangkan sertifikat Nomor 9516 dengan luas lahan 500 m2 dijual oleh Suwirta kepada Ridho Magodel. Selanjutnya, Rido menjualnya kepada Sunarti dengan harga Rp 2, 4 miliar.
“Kami juga sudah nelakukan pemeriksaan kepada pihak pemilik sebagai saksi," terang Budi.
Sementara disinggung soal pemasangan dua papan plang sita, Budi menjelaskan bahwa penyitaan hanya dilakukan terhadap objek lahan saja. Hanya saja di atas lahan yang disita memang ada bangunan Bank Sinar Mas Syariah.
“Tentu kami juga pasang papan plang sita di depan area Bank Sinar Mas Syariah Suwung. Operasionalnya tetap, tapi apakah dengan papan plang itu nanti etis jika bank tetap beroperasi ya itu silakan bank," urainya.
Tapi engan adanya penyidikan dan penyitaan, kata Budi, maka cepat atau lambat pengadilan akan mengeluarkan putusan, Pihak bank pun harus siap-siap.
"Jadi kami tidak larang operasional. Tapi kan nanti kalau sudah ada putusan pengadilan kan harus dieksekusi, "tandasnya.
Apakah ada oknum Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang terlibat dalam pelepasan tanah negara? Budi mengatakan, penyidik masih melakukan pengembangan.
"Pemeriksaan sebagai saksi dari BPN sudah. Tentu nanti akan lebih gamblang saat proses sidang, "jelasnya.(rb/pra/mus/JPR)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bupati Pamekasan Tersangka Kasus Korupsi, Menteri Tjahjo Bilang Begini
Redaktur & Reporter : Antoni