jpnn.com, PENAJAM PASER UTARA - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur Jon Kenedi menyoroti areal persawahan yang ada di wilayah ibu kota negara Indonesia yang baru tersebut.
Menurutnya, potensi lahan pertanian di daerah tersebut sangat tinggi, sayangnya belum tergarap secara maksimal karena terkendala pengairan.
BACA JUGA: 2 Parpol Bersaing Memperebutkan Kursi Calon Wakil Bupati Tulungagung
"Potensi lahan pertanian tanaman padi sangat besar, tetapi belum tergarap maksimal."
"Sistem pengairan menjadi kendala, sehingga potensi lahan sawah produktif belum tergarap maksimal," ujar Jon Kenedi di Penajam, Kamis (5/8).
BACA JUGA: Lihat, Gagahnya Para Prajurit TNI AL yang Dapat Tugas Penting ke Ambalat
Menurut Jon, sejauh ini lahan persawahan yang digarap petani baru kisaran 60 persen dari total lahan produktif sekitar 15.000 hektare.
Belum tergarapnya lahan pertanian tanaman padi produktif di wilayah Penajam Paser Utara secara maksimal, sebab sebagian petani terkendala dalam pemenuhan air untuk irigasi.
BACA JUGA: Fantastis! Nilai Pembangunan Gedung Fraksi Capai Rp 4,82 Miliar
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara telah berupaya mengatasi persoalan irigasi secara bertahap.
"Sambil menunggu pembangunan bendung gerak Sungai Talake, diharapkan masyarakat petani tidak melakukan alih fungsi lahan," katanya mengingatkan.
Namun, dengan belum teratasinya persoalan sistem pengairan, banyak masyarakat petani di Kabupaten Penajam Paser Utara mengalih fungsi lahan persawahan menjadi perkebunan kelapa sawit.
Alih fungsi lahan pertanian tanaman padi tersebut karena desakan ekonomi keluarga yang harus dipenuhi masyarakat petani, jika menanam padi membutuhkan banyak air.
Masyarakat petani tidak bisa menanam padi sebab selama ini kesulitan mencari sumber air untuk irigasi atau mengairi lahan persawahan.
Ketua DPRD Jon Kenedi menyatakan, sebagai bagian wilayah calon ibu kota negara, luasan lahan pertanian tanaman padi di Kabupaten Penajam Paser Utara harus terus ditambah untuk ketahanan pangan.(Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang