Lahirkan 1.067 Peneliti Belia

Jumat, 28 Oktober 2016 – 01:49 WIB
Lahirkan 1.067 Peneliti Belia. Foto JPNN.com

jpnn.com - JPNN.com SURABAYA – Lomba peneliti belia tingkat SMP dan SMA/SMK kembali digelar Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya, Jawa Timur, Rabu (26/10).

Penyelenggaraan pada tahun keempat ini semakin menambah daftar jumlah peneliti belia di Kota Pahlawan.

BACA JUGA: Rizal Ramli Nilai Penggunaan Dana Pendidikan Tidak Jelas

Tahun ini, kompetisi diikuti 1.067 siswa yang terbagi dalam lima kategori lomba, yakni matematika, fisika, komputer, life science, dan environmental science.

Kategori matematika diikuti oleh 48 peserta dengan jumlah penelitian 28, fisika diikuti 149 peserta dengan 88 judul penelitian, komputer diikuti 91 peserta dengan 52 penelitian, life science 426 peserta dengan 241 penelitian, dan kategori environmental science 353 peserta dengan 197 penelitian.

BACA JUGA: Full Day School Berlaku, PR Bakal Ditiadakan

Jumlah tersebut meningkat hampir dua kali lipat dibanding pada tahun sebelumnya.

Salah satu peserta lomba peneliti belia datang dari SMKN 10 Surabaya.

BACA JUGA: 136 Guru SD Berprestasi Studi Banding ke Australia

Nada Oktaviani, Ahmad Fatur Alif, dan Faisal Gunawan membuat batu baterai berbahan organik.

Siswa kelas X jurusan Multimedia ini memanfaatkan kulit buah yang mengandung vitamin C sebagai bahan pengganti karbon baterai.

Faisal menjelaskan, dalam penelitian yang pernah dilakukan, batu baterai berukuran A4 dibuka terlebih dahulu untuk diambil karbonnya.

Karbon kemudian diganti dengan kulit buah yang sudah dikeringkan dan difarmentasi.
 
“Kami sudah coba pada kulit jeruk, dan berhasil waktu baterai dipasang pada jam dinding ,” kata dia.

Menurut dia, jam dinding sangat sensitif dengan tegangan sekecil apapun. Baterai tadi pun masih bertahan ketika dipasang dalam sehari.

Selain kulit jeruk, kulit buah mangga, lemon, dan mengkudu juga bisa menghasilkan energi pada baterai.

“Tapi kami belum mencoba kepada alat-alat yang membutuhkan tegangan tinggi seperti dynamo,” ungkapnya.

Penelitian yang masuk kategori life science ini diharapkan mampu mengurangi penggunaan bahan kimia sebagai sumber energi.

“Selain bahannya mudah didapat dan bisa daur ulang, kami ingin persoalan dalam pengelolaan energi dapat dikurangi,” jelasnya.

Siswa SMPN 22, Moch Fariz Zulfiannur dan Moch Fajar Aditya Putra juga turut mengikuti perlombaan penelitian di bidang Fisika.

Prinsip fisika berupa energi gerak dan energ listrik mereka kembangkan menjadi Shoes Charger Alternative.

“Alat ini merupakan teknologi ramah lingkungan yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang sulit mendapatkan listrik pada saat berpergian dan perkemahan. Alat ini menggunakan rangkaian sederhana seperti pada lampu sepeda kayuh atau senter melalui penekanan tombol. Yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu gear, motor, resistor, akumulator, dan rangkaian lampu indikator,” papar Fariz.

Kepala Dispendik Surabaya Ikhsan mengatakan, tahun ini jumlah judul penelitian mencapai 606. Sementara tahun sebelumnya hanya sekitar 200 penelitian.

“Lompatannya secara kuantitas cukup banyak,” kata dia.

Pihaknya, lanjut dia, bukan hanya mencari peneliti belia terbaik.

Diharapkan yang sudah dilakukan siswa-siswi ini dapat menginspirasi banyak siswa lain.

Ikhsan menjelaskan, selama dua hari penelitian, peserta akan diseleksi dan dipilih untuk dipresentasikan.

“Penelitian anak-anak memang ada yang keilmuannya menarik dunia industri. Ada juga yang idenya bagus tetapi keilmuannya kurang dalam. Tergantung industri membutuhkan seperti apa. Karena produk penelitian belum tentu sesuai dengan kebutuhan industri yang bisa menambahkan profit,” pungkasnya.

(han/jay/JPG)

BACA ARTIKEL LAINNYA... UIN Jakarta Tagih Janji Fadel Muhammad


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler