Laksamana Yudo Masih Berpeluang Gantikan Jenderal Andika Sebagai Panglima TNI

Sabtu, 25 Juni 2022 – 15:05 WIB
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono masih berpeluang menjadi panglima TNI sebelum pensiun menggantikan Jenderal Andika Perkasa. Ilustrasi Foto: Dok. DPP PDIP

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono masih berpeluang menjadi panglima TNI sebelum pensiun menggantikan Jenderal Andika Perkasa.

Pendapat itu disampaikan oleh pengamat militer dan pertahanan dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi.

BACA JUGA: Laksamana Yudo kepada Taruna AAL: Kalian Tidak Perlu Saling Menjatuhkan untuk Meraih Kemenangan

"Selama belum memasuki masa pensiun, maka peluang Laksamana TNI Yudo Margono untuk menjadi panglima TNI masih terbuka, karena jabatan tersebut harus diisi oleh kepala staf atau mantan kepala staf yang masih aktif," kata Khairul Fahmi dalam keterangannya, Sabtu (25/6).

Menurut dia, penunjukan Yudo sebagai Panglima TNI bisa merujuk dengan sikap Presiden Jokowi yang mengangkat Jenderal Andika sebagai komandan tertinggi angkatan bersenjata itu.

BACA JUGA: Anggota TNI yang Dikeroyok di Bekasi Ternyata Anak Buah Laskamana Yudo

Presiden Joko Widodo tidak menetapkan syarat usia dan masa aktif sebagai pertimbangan utama. Karena itu, pola itu masih mungkin diterapkan pada saat penggantian Panglima TNI pada 2023.

Dia juga menilai selama pemerintahan Presiden Joko Widodo belum pernah ada sosok dari TNI AL menjadi panglima TNI, sehingga potensi Yudo penting dipertimbangkan.

BACA JUGA: Laksamana Yudo: Bung Karno Bapak Sistem Senjata Armada Terpadu TNI AL

"Selama masa pemerintahan Presiden Jokowi juga belum pernah ada panglima dari lingkungan TNI AL. Meski tidak ada ketentuan normatif yang mengharuskan pergiliran di antara ketiga matra, tetapi hal itu penting untuk dipertimbangkan," katanya.

Dia mengatakan komunikasi politik dengan tokoh berpengaruh di sekitar Presiden Jokowi dapat berkontribusi untuk memperkuat peluang bagi seseorang untuk menjadi Panglima TNI dan mendapatkan persetujuan parlemen.

Komunikasi semacam itu, menurut dia, tampak dalam kiprah Yudo dan TNI AL beberapa waktu belakangan ini.

"Komunikasi politik dengan tokoh berpengaruh di sekitar presiden juga diyakini berkontribusi memperkuat peluang untuk ditunjuk dan mendapat persetujuan parlemen. Kiprah Pak Yudo dan TNI AL belakangan ini menampakkan adanya komunikasi politik yang berjalan untuk menjaga peluang," tambahnya.

Khairul mencontohkan komunikasi politik itu terjadi saat peresmian penamaan Kapal Korvet TNI AL dengan nama KRI Bung Karno-369. Dalam acara itu, Yudo menjalin relasi bermakna simbolis melalui pertemuan hangat bersama Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri.

"Kasal tampil hangat bersama Presiden kelima RI yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Ditambah, sebelumnya, Laksamana Yudo juga menyajikan romansa legacy presiden pertama RI Soekarno saat HUT Puspenerbal (Pusat Penerbangan Angkatan Laut) pada 17 Juni lalu," kata dia.

Siapa pun yang menjadi panglima TNI nanti, Khairul mengatakan TNI harus tetap solid dan bersinergi, sehingga diperlukan kearifan dari semua pihak dengan lebih mengutamakan keharmonisan hubungan antarlembaga demi perdamaian dan masa depan bangsa Indonesia.

"Stop ego-sektoral," ujar dia. (antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Laksamana Yudo: Bung Karno Tokoh Besar dengan Visi Maritim yang Sangat Kuat


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler