Lakukan Transformasi, PTPN Group Raih Laba Tertinggi Sepanjang Sejarah

Selasa, 07 Februari 2023 – 13:57 WIB
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Mohammad Abdul Ghani. Foto dok PTPN

jpnn.com, JAKARTA - Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berhasil mencapai produktivitas tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.

Kinerja positif tersebut, tak lepas dari keberhasilan PTPN Group dalam melakukan transformasi perseroan.

BACA JUGA: Bentrokan Petugas Keamanan & Warga di Areal HGU Kebun Bangun Sumut, PTPN III Merespons Begini

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Mohammad Abdul Ghani, menuturkan dengan adanya transformasi menyeluruh yang dilakukan di sejumlah lini bisnis dan anak perusahaan, mampu menghasilkan kinerja yang membanggakan, khususnya pada komoditi utama PTPN Group.

Di lini bisnis sawit misalnya, pada 2022 rata-rata produktivitas Tandan Buah Segar meningkat 3,4% dari tahun sebelumnya.

BACA JUGA: Kebanjiran Pemegang Saham Baru, IRSX Siap Melantai di Bursa Efek

Begitu juga dengan produktivitas crude palm oil (CPO), yaitu mencapai lebih 5 ton per hektare atau meningkat 3,6% dari tahun sebelumnya, sementara produktivitas rata-rata CPO nasional pada 2022 hanya 3,9 ton /Ha.

“Bahkan, 150 ribu hektare dari 450 ribu hektare tanaman produktif, mencapai protas hingga di atas 5,6 ton CPO per hektare, lebih tinggi dari capaian produktivitas perusahaan best practices terbaik nasional,” ujarnya di Jakarta, Senin (6/2).

BACA JUGA: SIG Raih Apresiasi ASEAN Corporate Governance Scorecard

Seiring peningkatan produktivitas tersebut, laba konsolidasi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III yang dibukukan sebesar Rp 5,51 triliun pada 2022, atau naik sebesar 19% dari tahun sebelumnya, juga menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.

“Tentu ini berkat kerja keras seluruh jajaran yang telah berkomitmen menjalankan transformasi untuk perbaikan kinerja,” ungkap Abdul Ghani.

Abdul Ghani menyampaikan, penjualan meningkat 5 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp 56 triliun.

Sementara itu, margin pendapatan sebelum pajak, bunga, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA, yang menjadi faktor mendasar kinerja keuangan perseroan, juga sangat baik dan sehat, yakni tercatat Rp 13,56 triliun atau 5% di atas anggaran tahun 2022 (RKAP 2022).

Harga jual komoditi sawit juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, di mana rata-rata harga CPO 2022 sebesar Rp 12.489/kg, sedangkan di 2021 sebesar Rp 11.293/kg.

“Selain harga jual yang baik, serta produktivitas yang meningkat, laba yang diperoleh di tahun 2022 juga dipengaruhi oleh cash cost (exclude biaya pemupukan) yang berhasil diturunkan hingga sebesar 4% dibandingkan tahun sebelumnya,” tambah Abdul Ghani.

Menurut Abdul Ghani, pencapaian kinerja positif tersebut menunjukan transformasi bisnis yang dilakukan secara menyeluruh, melalui tiga pilar pertumbuhan perusahaan: yaitu Optimalisasi Portofolio dan Operational Excellence, Commercial Excellence dan Ekspansi Hilir, serta Optimalisasi Aset dan Kemitraan Strategis.

Kemudian dua pendukung dasar, yaitu: Pengembangan Kapabilitas dan Budaya serta Peningkatan Sistem dan Teknologi, berjalan dengan baik.

“Artinya, upaya-upaya tersebut ke depan akan terus kami lakukan untuk lebih mengoptimalkan lagi kinerja perusahaan,” papar dia.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler