Seorang dokter asal Perth mendapat larangan praktek setelah mengakui pelanggaran profesi yang termasuk perilaku seksual terhadap seorang pasien, yang juga ia beri resep obat keras berlebihan.
Dalam putusan yang dipublikasikan pekan ini, Pengadilan Administrasi Australia Barat menimbang bahwa perilaku Gregory Duck tergolong "pelanggaran serius" terhadap kode etik dokter, termasuk "inkompetensi, praktek medis yang buruk dan perilaku seksual".
BACA JUGA: Jaksa Tragedi Melbourne Ajukan Lebih Dari 1000 Saksi
Pengadilan mengungkap, Gregory Duck mulai melihat pasien perempuan itu pada bulan Desember 2012 ketika ia memperoleh riwayat metadon yang digunakan pasien tersebut.
Ia kemudian menjalin hubungan yang tak pantas dengan sang pasien perempuan, yang termasuk mengajaknya makan malam; memberinya hadiah-hadiah seperti pakaian dalam -yang ia minta untuk kenakan dan lalu memotret sang pasien; dan mengadakan konsultasi dengan sang pasien di rumahnya.
BACA JUGA: Ada Alasan Mengapa Minuman Energi Bisa Berbahaya
Pada satu kesempatan, perempuan itu pergi ke kamar hotel tempat di mana sang dokter menginap. Setelah ia mengonsumsi heroin dan ambruk, Dr Duck tak memanggil ambulans, dan sebaliknya malah terus bertahan dengannya di kamar itu.
Pengadilan mengungkap bahwa dalam sekitar 50 kesempatan selama periode 18-bulan, Dr Duck meresepkan si pasien perempuan dengan beragam obat termasuk Xanax dan Valium.
BACA JUGA: Sekitar 60.000 Bekas Tambang di Australia Kurang Rehabilitasi
Dalam beberapa kasus, ia menulis resep tanpa kehadiran si pasien, dan setelah membayar serta menebus obat, ia menyimpan obat tersebut di laci yang terkunci di kantor untuk diberikan kepada si pasien.
Ia juga merencanakan program detoksifikasi di kamar hotel untuk pasien perempuan tersebut tapi sang pasien akhirnya tak jadi berpartisipasi.
Dalam pengajuan tertulis ke pengadilan, Dr Duck bersikukuh bahwa ia "tak pernah merasa bersalah atau berniat buruk", dan ia "bertekad untuk tak menolak pasien (perempuan) itu seperti yang dilakukan dokter lain".
Ia juga menyampaikan bahwa "tak ada cedera pada pasien, baik fisik ataupun kejiwaan".Gunakan lampu senter ponsel untuk pap smear
Dalam putusannya, pengadilan menggambarkan perilaku Dr Duck sebagai "pelanggaran serius" dan mengatakan "perilaku itu menunjukkan kurangnya kesadaran akan dan kesesuaian tindakan dengan batas-batas profesional yang sangat serius" yang dalam kasus ini terlihat "hampir sepenuhnya tak ada".
"Jelas bahwa Dr Duck telah membiarkan si pasien untuk memanipulasinya, bukannya malah mengobati si pasien sesuai dengan kewajibannya sebagai dokter," kata pengadilan.
Pengadilan juga mengatakan, resep obat keras yang berlebihan untuk seorang pasien bisa membuat mereka berisiko "kelebihan dosis obat" dan "terlibat dalam kegiatan ilegal".
Pengadilan juga memperhitungkan apa yang mereka sebut "sejarah disipliner yang luas dan serius" atas pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Dewan Medis yang dilakukan Dr Duck sebelumnya, termasuk ketergantungan obat dan menggunakan lampu senter di ponsel iPhone untuk melakukan pap smear.
Dr Duck, yang kini berusia 62 tahun, tak membuka praktek lagi sejak diskors pada bulan Mei 2014, dan pengadilan memutuskan bahwa ia seharusnya tak diperbolehkan mendaftar ulang untuk izin praktek selama dua tahun ke depan.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.
Diterbitkan: 18:13 WIB 17/02/2017 oleh Nurina Savitri.
Lihat Artikelnya di Australia Plus
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sekitar 60 Bekas Tambang di Australia Kurang Rehabilitasi