jpnn.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian sigap berkoordinasi dalam menindaklanjuti sejumlah temuan virus Flu Babi jenis baru (Swine Flu) G4 EA H1N1, yang dipublikasi oleh ilmuwan Tiongkok dan berpotensi menjadi pandemi baru.
Direktur Kesehatan Hewan Fadjar Sumping Tjatur Rasa menjelaskan pihaknya telah berkoordinasi dengan petugas Badan Karantina Pertanian, untuk memperketat pengawasan lalu lintas hewan dan produk hewan demi mengantisipasi masuknya virus flu babi di Indonesia.
BACA JUGA: Balas Kritikan Obama, Donald Trump Singgung soal Flu Babi
"Nanti di pintu pemasukan ada pemeriksaan-pemeriksaan lebih ketat, kemudian ada pengambilan sampel untuk diuji di laboratorium," kata Fadjar Sumping dalam wawancara di Jakarta, Kamis.
Fadjar menjelaskan Kementan juga mempersiapkan laboratorium kesehatan hewan untuk melakukan diagnosa, guna mendeteksi keberadaan virus influenza tersebut.
BACA JUGA: Presiden Bolsonaro Anggap Corona Cuma Flu Biasa, Sudah 50 Ribu Warga Brazil Meninggal
Menurut Fadjar, Indonesia sudah dinilai maju dalam melakukan surveilans untuk mendeteksi dini virus influenza tipe A, dengan menggunakan fasilitas Influenza Virus Monitoring (IVM).
"Kita akan tingkatkan pengawasan dengan menggunakan fasilitas IVM di mana fasilitas ini juga dibantu oleh WHO (Organisasi Kesehatan Dunia)," kata dia.
BACA JUGA: Netizen Sebut Rekayasa, Via Vallen: Buat yang Suuzan...
Saat ini, Indonesia mempunyai delapan laboratorium aktif untuk melakukan surveilans deteksi dini dan monitoring keberadaan virus influenza tersebut, khususnya terhadap kasus flu babi.
Deteksi tersebut juga dilakukan terutama di daerah-daerah yang dianggap rawan, seperti berdekatan dengan pintu masuk importasi hewan dan produk hewan.
Fadjar menambahkan bahwa peningkatan waspada terhadap hewan dan produk hewan di Indonesia ini tidak hanya berlaku pada importasi dari Tiongkok, tetapi juga negara lain.
Hal itu mengingat adanya kemungkinan produk tersebut mengalami transit di negara lain, tegasnya. (ant/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha