Langkah Pertama: Manufacturing Hope!

Senin, 21 November 2011 – 01:01 WIB

INDUSTRI apakah yang harus pertama-tama dibangun di BUMN? Setelah sebulan menduduki jabatan menteri negara badan usaha milik negara (BUMN) dan setelah mengunjungi lebih dari 30 unit usaha milik publik ini, saya bertekad untuk lebih dulu membangun industri yang satu ini: manufacturing hope! Industrialisasi harapan.
 
Itu bisa saya lakukan setelah saya berketetapan hati untuk lebih memerankan diri sebagai seorang chairman/CEO daripada seorang menteriKepada jajaran Kementerian BUMN, saya sering" bergurau "lebih baik saya seperti chairman saja dan biarlah wakil menteri BUMN yang akan memerankan diri sebagai menteri yang sebenarnya".
 
Sebagai chairman/CEO Kementerian BUMN, saya akan lebih fleksible, tidak terlalu kaku, dan tidak terlalu dibatasi oleh tembok-tembok birokrasi

BACA JUGA: Pembukaan SEA Games dan Ayam Mati Itu

Dengan memerankan diri sebagai chairman/CEO, saya akan mempunyai daya paksa kepada jajaran korporasi di lingkungan BUMN


Meski begitu, saya akan tetap ingat batas-batas: seorang chairman/CEO bukanlah seorang president director/CEO

BACA JUGA: Inikah Kisah Kasih Tak Sampai?

Ia bisa mempunyai daya paksa, tapi tidak akan ikut melaksanakan
Tetaplah penanggung jawab pelaksanaannya adalah president director/CEO di masing-masing korporasi BUMN.
 
Dengan peran sebagai chairman/CEO, saya tidak akan sungkan dan tidak akan segan-segan ikut mencarikan terobosan korporasi

BACA JUGA: Agar Ayam Tak Tercekik di Lumbung Padi

Ini sesuai saja dengan arahan Presiden SBY bahwa menteri yang sekarang harus bisa berlari kencangDengan memerankan diri sebagai chairman/CEO, saya akan bisa memenuhi harapan tersebut.
 
Tengoklah, misalnya, bagaimana kita harus menghadapi persoalan hotel-hotel BUMN kita yang berada di BaliSemuanya sudah berpredikat yang paling burukInna Kuta Hotel sudah menjadi yang terjelek di kawasan Pantai KutaInna Sanur (Bali Beach) sudah menjadi yang terjelek di kawasan Pantai SanurInna Nusa Dua (Putri Bali) sudah pasti menjadi yang terjelek di kawasan Nusa Dua yang gemerlapan ituBukan hanya yang terjelek, tapi juga sudah mau ambruk

Padahal, pada zaman dulu, hotel-hotel ini tergolong yang terbaik di kelasnyaKini, di arena bisnis perhotelan di Bali, hotel-hotel BUMN telah menjadi lambang kemunduran, keruwetan, dan kekumuhan.
 
Memang pernah ada upaya untuk bangkitDireksi kelompok hotel ini (Grup PT Hotel Indonesia Natour) pernah diperbaruiBahkan tidak tanggung-tanggungJajaran direksinya diambilkan dari para profesional dari luar BUMN
 
Dengan semangat profesionalisme, grup ini?ingin mulai merombak dua hotelnya: di Padang dan di KutaTapi, dua-duanya mengalami kesulitanYang di Padang over investasiYang di Kuta sudah enam bulan mengalami slow-downYang di Padang itu bisa disebut over investasi karena?jumlah kamarnya jauh lebih besar daripada pasarnyaIni akan sangat sulit mengembalikan investasinyaSedangkan yang di Kuta ada persoalan desain yang cukup serius.
 
Mengapa yang di Padang bisa terjadi over investasi" Ini tak lain karena kultur BUMN yang belum bisa menghindar dari intervensiBegitu ada perintah untuk membangun hotel dengan skala yang sangat besar, direksinya tidak mampu meyakinkan bahwa skala itu kebesaranTerutama dilihat dari kemampuan perusahaanPermasalahan yang di Kuta lebih rumit lagi karena ketambahan masalah birokrasi.
 
Dua proyek ini kemudian menjadi isu yang ruwetUjung-ujungnya, direktur utama yang didatangkan dari luar BUMN itu tidak tahan lagi dan mengundurkan diriDalam suasana ruwet seperti itu, tidak mungkin perusahaan bisa majuBahkan, moral manajemen dan karyawannya pun bisa rusak, down, dan lalu putus harapan.
 
Maka, dalam kesempatan tiga hari menghadiri KTT ASEAN di Bali pekan lalu, saya manfaatkan waktu untuk manufacturing hopeSelama di Bali, saya tidak tidur di hotel bintang lima di kompleks KTT berlangsung, tapi memilih tidur di Inna Hotel Kuta yang katanya terjelek ituSaya ingin ikut merasakan kesulitan manajemen dan karyawan di hotel tersebutSaya ingin mendalami persoalan yang menghadang merekaPagi-pagi saya turun naik di proyek setengah jadi itu

Menjelang senja kembali turun naik lagi entah sampai berapa kaliSaya ingin, kalau bisa, menerobos hambatannyaSetidaknya saya ingin mereka tidak merasa sendirian dalam kesulitannyaBahkan, pada malam kedua, saya tidur di kamar mock-up di tengah-tengah proyek yang lagi slow-down ituSaya melakukan ini tidak lain untuk manufacturing hope.
 
Hasilnya, insya Allah, cukup baikPada hari kedua, semua persoalan bisa teruraikanProyek hotel yang sangat grand ini bisa dan harus berjalan kembaliBahkan, tahun depan harus sudah jadiDiputuskanlah hari itu: sebuah hotel baru dengan nama baru (Grand Inna Kuta) akan lahir dan menjadi sangat iconicApalagi, letaknya hanya di seberang Hard Rock Hotel dengan posisi yang jauh lebih baik karena langsung punya akses ke Pantai Kuta.
 
Pun, selesai upacara pembukaan KTT ASEAN (selesai melihat cantiknya Perdana Menteri Thailand yang baru, Yingluck Sinawatra) saya copot jas, ganti sepatu kets, dan langsung meninjau luar dalam Hotel Inna Putri BaliLokasinya tidak jauh dari gedung megah untuk KTT ASEAN di Nusa Dua itu

Saya perhatikan mulai dapurnya, ruang cucinya, kamarnya, kebunnya, pantainya, hingga cottage-cottage-nyaTernyata benarBukan hanya telah menjadi yang terjelek di Nusa Dua, tapi juga sudah mau ambrukDi sini saya juga harus manufacturing hopeTahun depan hotel yang sangat luas ini harus sudah mulai dibangun ulang.
 
Setelah membuat keputusan soal Nusa Dua, malam ketiga saya memilih tidur di SanurHotel seluas (duile!) 41 hektare ini juga perlu dibangkitkanInilah hotel berbintang yang pertama di BaliInilah warisan Bung KarnoKondisinya sudah kalah dengan tetangga-tetangganyaHotel ini memiliki garis pantai matahari terbit sejauh 1 km! Alangkah hebatnyaMestinya

Saya tentu menginginkan tahun depan hotel besar ini juga ikut bangkitMengapa? Sebab, tiga-tiganya berada di BaliSebuah kawasan wisata yang pertumbuhannya sangat tinggiMemang Grup Inna Hotel masih punya puluhan hotel lainnya di seluruh Indonesia (dan umumnya juga dalam keadaan termehek-mehek), namun sebaiknya fokus dulu di tiga hotel iniDari sinilah kelak hope akan ditularkan ke seluruh Indonesia
 
Tiga hotel besar inilah yang lebih dulu akan menjadi titik tolak kebangkitan entah berapa banyak hotel BUMN ke depanSaya sebut "entah berapa banyak" karena banyak BUMN yang kini juga memiliki hotelGrup Inna punya banyak hotelGaruda Indonesia punya banyak hotel

Pertamina punya banyak hotelKontraktor seperti Perusahaan Perumahan punya banyak hotelBahkan, Jasa Marga, konon, juga sedang menyiapkan banyak hotelKarena itu, keberhasilan tiga pioner di Bali tadi akan besar artinya bagi BUMN.
 
Memang sebulan pertama ini baru hope yang bisa dibangunTapi, kalau sebuah hope bisa membuat hidup kita lebih bergairah, mengapa kita tidak manufacturing hopeBahan bakunya gampang didapat: niat baik, ikhlas, kreativitas, tekad, dan totalitasSemuanya bisa diperoleh secara gratis!

          Dahlan Iskan
  Menteri Negara BUMN

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengatasi Punggung Sumatera yang Mahal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler