Langkah Pertamina Dinilai Ampuh Menahan Gelombang PHK

Kamis, 07 Mei 2020 – 15:30 WIB
Pertamina. Foto Instagram

jpnn.com, JAKARTA - Langkah PT Pertamina untuk tetap menjaga operasional, baik sektor hulu, kilang dan juga hilir mendapat apresiasi dari Anggota Komisi VII DPR Ridwan Hisjam.

Distribusi dan penyediaan BBM dan LPG untuk seluruh masyarakat sampai saat ini pun berjalan dengan baik. Menurut Ridwan, langkah tersebut bisa menjaga perekonomian nasional.

BACA JUGA: YLKI: Cashback Pertamina Melatih Sektor Finansial Masyarakat

“Pertamina sebagai BUMN tetap menjadi lokomotif perekonomian nasional. Saya apresiasi, karena mereka tetap melakukan kegiatan operasional, baik di hulu dan hilir, sesuai protokol COVID-19,” kata Ridwan, Kamis (7/5).

Ridwan menegaskan, anjloknya harga minyak dunia sebenarnya sangat berdampak terhadap sektor hulu Pertamina.

BACA JUGA: Viral Jenazah ABK Indonesia Dibuang ke Laut, Begini Penjelasan Kemenhub

Operasional Pertamina tersebut, menurut Ridwan memiliki dampak besar terhadap perekonomian nasional. Karena dengan demikian, tetap membuat banyak pihak tetap berdiri, seperti para kontraktor KKKS  dan stakeholder lain.

“Ya, dengan masih beroperasinya hulu sampai hilir Pertamina, ekonomi Indonesia tetap berjalan dan tidak terlalu mudah jatuh. Di sini ada multiplier effect, termasuk kepada perusahaan rekanan yang berarti juga seluruh tenaga kerja didalamnya,” lanjut Ridwan.

BACA JUGA: Tetap Beroperasi Saat Pandemi Corona, Pertamina Jaga Perekonomian Nasional

Menurut Ridwan, masih beroperasinya sektor hulu Pertamina, kilang dan hilir juga menahan terjadinya gelombang pemutusan hubungan kerja, yang tengah marak di tengah menurunnya aktivitas perekonomian.

Terpisah, pengamat ekonomi Universitas Batanghari Jambi Pantun Bukit menyebut Pertamina berani menempuh risiko merugi karena tetap beroperasi di tengah masa pandemi corona. Termasuk di antaranya, ketika Pertamina lebih memilih untuk membeli minyak dari KKKS ketimbang impor seluruhnya.

“Sebenarnya bisa saja Pertamina memilih opsi menutup hulu dan membeli saja semua minyak mentah dari luar negeri agar untung banyak. Tetapi Pertamina tidak memilih opsi itu. Sebab jika dilakukan, justru membuat banyak pekerja berbagai sektor ikut terdampak dan kehilangan pekerjaan,” kata Pantun.

Jika operasional Pertamina berhenti, maka pertumbuhan akan menurun tajam sampai 30 persen.

“Kita bisa lihat, kuartal pertama tumbuh 2.49%, pada 2019 naik menjadi 5,49% dan kuartal pertama 2020, hanya 2,49% atau hampir separuhnya turun. Ini dalam kondisi sektor migas masih berjalan. Jika migas tergerus, bisa negatif pertumbuhan ekonomi kita,” tandas Pantun.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler