jpnn.com - RIBUAN warga Jakarta kemarin (7/4) mengantre pembagian program simpanan keluarga sejahtera (PSKS) di Kantor Pos Pusat di Lapangan Banteng, Sawah Besar, Jakarta Pusat. Untuk memperoleh bantuan senilai Rp 600 ribu itu, mereka harus mengantre sejak pagi. Antrean warga mengular hingga ke halaman gedung kantor pos.
Warga yang mengantre bantuan berasal dari empat kelurahan. Yakni, Duri Pulo, Bungur, Kebon Kelapa, dan Kemayoran. Puluhan balita dan warga lanjut usia (lansia) tampak berada di antrean tanpa kursi.
Salah seorang di antaranya adalah Kartini, 70, warga Duri Pulo. Dia mengaku mengantre sejak pukul 10.30 dan mendapat nomor urut 1.731. Hingga pukul 15.15, dia belum dipanggil dan dilayani petugas. ''Pegel sampai kaki saya kram. Tetapi, sudah telanjur di sini, mau pulang juga jauh,'' kata nenek lima cucu itu sambil mengurut betisnya di tangga depan kantor pos.
Kartini akan menggunakan bantuan Rp 600 ribu tersebut untuk kebutuhan sehari-hari, membeli obat, dan membelikan pakaian untuk cucunya. Dia dijanjikan mendapat Rp 600 ribu lagi pada Juni mendatang. Uang yang ditunggu kemarin adalah bantuan untuk periode Januari-Maret.
Nurman, 38, bahkan telah mengantre sejam sebelum Kartini. Namun, hingga sore hari nomor urut 1.467 yang dipegangnya belum dipanggil petugas. Dia menuturkan, metode pembagian bantuan per wilayah dengan menukarkan kartu di kantor pos menyita waktu dan membuat rakyat sengsara. ''Kalau dibagikan ke kelurahan masing-masing, kan bisa lebih enak. Antreannya nggak terlalu panjang.''
Pembagian bantuan sosial dari pemerintah pusat itu dinilai lebih buruk jika dibandingkan dengan kartu Jakarta pintar (KJP) dari Pemprov DKI. Warga tidak perlu mengantre karena bantuan langsung masuk ke nomor rekening di bank. ''Katanya, disuruh produktif, tapi waktu kami malah dibuang-buang untuk duduk di sini,'' ucap Nurman bersungut. Di seluruh Jakarta, ada 20.576 warga yang bernasib sama dengan Nurman.
Sementara itu, Pemprov DKI menyebut jumlah warga miskin di wilayahnya bakal lebih tinggi tahun depan. Gubernur Basuki Tjahaja Purnama memperkirakan, angka penduduk miskin naik drastis dari sekitar 4,09 persen menjadi 20 persen tahun depan. Jadi, jumlah penduduk miskin di Jakarta bakal naik dari 412,78 ribu menjadi sekitar 2 juta orang. (bad/noe/dwi/mas)
BACA JUGA: Tolak Minta Maaf, Ahok Malah Tantang DPRD
BACA ARTIKEL LAINNYA... 5 Pulau di Kepulauan Seribu Hilang, Ini Reaksi Ahok
Redaktur : Tim Redaksi