Lantai Rumah Serasa Bara, Sekeluarga Mengungsi

Senin, 03 Februari 2014 – 19:48 WIB

jpnn.com - MAGETAN - Fenomena alam yang satu ini menggemparkan warga Desa Sumberejo, Kecamatan Maospati, Magetan. Bagaimana tidak, lantai rumah Sri Paryati, salah seorang warga desa setempat, mendadak mengeluarkan hawa panas yang menyengat. 

Panas yang terasa mirip bara api di lantai berkeramik itu diduga berasal dari gas dalam perut bumi. Lantaran khawatir membahayakan keselamatan warga, polisi lantas memasang police line di lantai rumah yang berada di permukiman padat penduduk tersebut. ''Ya takut. Sebab, panasnya sangat terasa sekali di telapak kaki,'' ujar Sri kepada Jawa Pos Radar Madiun kemarin (2/2).

Sri menuturkan, lantai ruang tamunya mulai terasa panas pada pertengahan pekan lalu. Bahkan, telapak kaki yang menginjak lantai di ruang berukuran 4 x 3 meter itu seperti terbakar. Sempat muncul semburan asap putih dari sela-sela keramik. Karena takut menjalar ke ruangan yang lain, lantai kemudian disiram air. Dia juga menyingkirkan perabot rumah tangga di ruangan tersebut.

Warga yang mengetahui hal itu menduga bahwa sumber panas tersebut berasal dari kabel listrik yang dipendam di sekitar fondasi rumah. Kemudian, Sri disarankan memanggil petugas PLN untuk memeriksa jaringan listrik. Namun, setelah dibongkar dan diperiksa petugas, lantai tetap terasa panas. ''Takutnya ada kabel yang mengelupas. Ternyata bukan,'' ungkapnya.

Lantaran tidak ada tanda-tanda sengatan panas menghilang, Sri lantas mengosongkan rumah untuk sementara. Dia bersama dengan keluarga memilih mengungsi ke rumah tetangga untuk menunggu penanganan lebih lanjut. 

BACA JUGA: 195 Orang Celaka di Pantura

Petugas dari kepolisian dan badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) sudah mendatangi lokasi untuk memastikan apakah panas dan uap yang muncul di lantai rumah Sri tersebut berbahaya atau tidak. ''Katanya nanti kami dikabari hasil penelitiannya,'' kata Sri.

Kapolsek Maospati Kompol Moch. Zaini mengungkapkan, police line sengaja dipasang di TKP untuk menghindari ulah warga yang tidak bertanggung jawab. Sebab, banyak warga sekitar yang datang melihat. Padahal, lokasi itu dianggap berbahaya. ''Kami takut warga ceroboh dengan menyulut korek api di lokasi tersebut. Kalau itu benar-benar gas alam, tentu sangat berbahaya jika ada sumber api didekatnya,'' tegas Zaini. (dip/yup/mas/ami) 

BACA JUGA: Polisi Masih Tunggu Hasil Uji Organ Komodo

BACA JUGA: KBS Minta Kematian Satwa Tak Dikaitkan Penertiban PKL

BACA ARTIKEL LAINNYA... Usulkan Rp 385 Miliar untuk Perbaikan Pantura


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler