Lantai Sekolah Jebol, Murid SD Nyaris jadi Korban

31 Tahun Berdiri, SDN 004 Desa Binalawan Hanya Sekali Direnovasi

Rabu, 18 Februari 2015 – 22:57 WIB
Ruang belajar di SDN 004 Desa Binalawan ini tidak dapat difungsikan akibat lantai di 4 ruangan ini jebol dan belum ada perbaikan. Foto: Muh. Erwinsyah/Radar Nunukan/JPNN

jpnn.com - SEBATIK – Potret suram pendidikan di perbatasan tidak pernah habis. Kondisi SD Negeri 004 Desa Binalawan, Kecamatan Sebatik Barat, misalnya, kini sangat perhatian.

Jebolnya lantai sekolah ini diduga akibat tiang penyangga lantai tidak kuat lagi menahan beban yang diperparah kondisi lahan yang miring serta tidak sejajar dengan bangunan sekolah ini.

BACA JUGA: Kesal Istrinya Diganggu, Suami Kades Ajak Oknum Polisi Berkelahi

Kepala SDN 004 Desa Binalawan, Jainun Jariah membeberkan, kerusakan sekolah yang dipimpinnya itu terjadi sejak Mei 2014 dan sudah mengalami kerusakan akibat ambruknya lantai Ruang Kelas Belajar (RKB). Dalam bangunan itu terdapat 4 ruangan, yakni 3 ruang kelas dan 1 ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS).

“Jadi, bangunan itu sudah tidak kami gunakan sejak ambruknya lantai kelas itu,” kata Jariah kepada Radar Nunukan (Grup JPNN.com), Rabu (18/2).

BACA JUGA: Warga Filipina Ditemukan Tewas Terlentang di Toilet Hotel

Dikatakannya, saat lantai sekolah milik pemerintah itu jebol hampir memakan korban dari anak didiknya. Itu terjadi ketika murid SD itu mulai memasuki mata pelajaran pertama pagi hari. Beruntung, sebagian siswa telah keluar dari ruangan sebelum ambruknya lantai sekolah tersebut.

“Kolong lantai itu cukup tinggi, bisa mencapai tinggi orang dewasa. Kalau jatuh cukup berbahaya, bagian belakang gedung lebih tinggi lagi daripada bagian depannya,” lanjut Jariah menjelaskan.

BACA JUGA: SKPD Berkinerja Buruk Diberi Bendera Hitam

Sekolah yang telah berdiri sejak 1984 itu pernah mendapat bantuan berupa renovasi gedung sekitar 2005 silam. Bangunan dasar berupa kayu diubah menjadi bangunan semi permanen, sebagian dari bangunan terbuat dari beton dan lantai kayu menjadi tehel. Namun, penyangga bangunan ini masih dari kayu.

Dengan kerusakan tergolong parah ini, pihak sekolah meminta bangunan itu dibangun ulang. Melihat kondisi bangunan yang ambruk, tidak memungkinkan bangunan itu direnovasi. Sehingga, perlu penanganan lebih lanjut dari instansi terkait untuk menangani segera bangunan sekolah yang ambruk ini.

Akibat kejadian ini, RKB yang dimiliki SDN 004 menjadi berkurang dan tidak sebanding dengan 13 rombongan belajar (rombel). RKB yang dapat digunakan saat ini hanya berjumlah 7 kelas. Untuk mengantisipasi itu, pihak sekolah membuka kelas siang untuk 3 kelas yang tidak memiliki rombel.

“Yang rusak itu kan kelas 3, 4A dan 4B. Jadi, untuk tiga kelas yang tidak memiliki RKB masuk siang bergantian dengan yang masuk pagi,” tutur Jariah yang menjabat kepala sekolah 6 tahun terakhir ini.

Untuk ruang UKS sendiri, sekolah menyiasati dengan memindahkan ruangan tersebut dan berbagai dengan perpustakaan. Kelas 4 yang awalnya terdiri 2 rombel, juga digabung menjadi satu rombel serta melebihi aturan kelas masksimal 40 siswa akibat tidak adanya RKB.

Paca ambruknya RKB itu, pihak sekolah telah melaporkan ke Dinas Pendidikan (Disdik) Nunukan guna memperoleh bantuan memperbaiki RKB yang rusak itu. Namun, berjalan hampir satu tahun belum ada bantuan mengalir untuk memperbaiki sarana pendidikan di perbatasan ini.

“Saya sudah laporkan langsung ke Disdik, saya juga sudah temui Kabid Sarpras (Sarana dan Prasarana, Red)-nya. Katanya akan masuk dalam pengusulan, tapi sampai sekarang masih begitu saja,” pungkas dia.(*/eza/asm/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... RS Sempat Larang Jasad Bayi Dibawa Pulang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler