Lantik PAW Anggota MPR, Bamsoet Bahas Krisis Global hingga Ajakan Rawat Pancasila

Selasa, 17 Mei 2022 – 14:00 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo melantik PAW anggota MPR RI yang juga anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra Siti Nurizka Puteri Jaya di Kompleks MPR/DPR/DPD RI, Selasa (17/5). Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyatakan, dana pemudik tahun ini diperkirakan Rp 258 triliun.

Angka itu mencapai tiga kali lipat dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 pada 2019.

BACA JUGA: Bamsoet Apresiasi Megawati Terima Gelar Profesor Kehormatan dari SIA

Dampaknya luar biasa dalam menggerakkan ekonomi daerah, mendongkrak penjualan makanan dan minuman, okupansi penginapan, kunjungan ke mal, serta menggairahkan pariwisata.

Dengan demikian, perekonomian berputar lebih merata dan mendatangkan momentum pertumbuhan yang lebih berkualitas.

BACA JUGA: Yoon Suk-yeol Dilantik jadi Presiden Korea Selatan, Bamsoet Bilang Begini

"Berkat kerja keras seluruh pihak, akhirnya penyebaran Covid-19 mulai melandai. Kami bersiap memasuki masa transisi menuju endemi," ujarnya.

Umat Islam juga dapat merayakan Idul Fitri dan mudik dengan penuh sukacita.

BACA JUGA: Bamsoet Bilang Indonesia Akan Masuk Peringkat 5 Ekonomi Terkuat Dunia, Ini Alasannya

Perekonomian saat mudik bisa menjadi inspirasi untuk menata ulang perekonomian nasional yang sedang mengalami perputaran balik setelah mengalami resesi akibat pandemi Covid-19.

Kekuatan ekonomi di pusat pertumbuhan ditransformasikan menjadi modal produktif untuk mengembangkan ekonomi perdesaan yang dapat memberdayakan rakyat.

Hal ini dikatakan Bamsoet saat melantik pergantian antarwaktu (PAW) anggota MPR RI yang juga anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra Siti Nurizka Puteri Jaya di Kompleks MPR/DPR/DPD RI, Selasa (17/5).

Ketua DPR RI ke-20 ini juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi situasi dan kondisi perekonomian yang penuh tantangan.

Data Badan Pusat Statistik menunjukkan inflasi hingga April 2022 mencapai 2,15 persen.

Angkanya meningkat hampir empat kali lipat dibanding inflasi periode yang sama pada tahun sebelumnya yang hanya 0,58 persen. 

Kenaikan inflasi ini dipicu kenaikan komoditas energi dan bahan makanan yang masing-masing mencapai 3,91 persen dan 4,01 persen.

"Inflasi ibarat lubang hitam yang siap menelan kesejahteraan. Inflasi yang tinggi menjadikan nilai uang yang dihasilkan dengan susah payah oleh para pekerja tidak lagi berarti," ucapnya.

Ketika dibelanjakan, nilainya merosot meskipun secara nominal bertambah. 

Indonesia membutuhkan pengendalian inflasi yang baik untuk memastikan pertumbuhan ekonomi secara optimal," tanda

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menjelaskan, upaya mengendalikan inflasi terus dibayangi gejolak global. 

Belum meredanya konflik di Ukraina serta diikuti gejolak komoditas energi, pangan, dan mineral global memberikan tekanan lebih besar pada perekonomian global. 

Indonesia perlu berhati-hati, terutama di triwulan keempat, ketika negara-negara utara menghadapi musim dingin sehingga permintaan komoditas energi meningkat. 

"Peningkatan harga migas akan memicu kenaikan harga komoditas turunan seperti batubara, CPO, dan lain-lain," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menekankan, semua pihak dapat memetik pelajaran yang sangat berharga dari pandemi Covid-19 dan krisis global.

Di balik kegelapan dan penderitaan yang ditimbulkan, krisis menunjukkan cahaya kekuatan umat manusia. 

Krisis bisa membantu mengenali kesejatian dan pencapaian pembangunan. 

Seberapa kuat ketahanan nasional, seberapa tinggi mutu peradaban, serta seberapa dalam pembudayaan nilai Pacasila kita. 

"Dengan kata lain, sabuk pengamanan ketahanan nasional bersumber dari kemampuan kita merawat nilai Pancasila. Titik kerawanan nasional ditimbulkan oleh tergerusnya nilai Pancasila," pungkas Bamsoet. (mrk/jpnn)


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler