LaNyalla Ingatkan Bonus Demografi Bisa Jadi Kekuatan, Jika

Sabtu, 25 September 2021 – 17:54 WIB
LaNyalla mengingatkan pentingnya mengelola bonus demografi sebagai kekuatan bangsa. Foto: Humas DPD RI

jpnn.com, JAKARTA - LaNyalla mengingatkan pentingnya mengelola bonus demografi sebagai kekuatan bangsa.

"Apabila ingin melihat suatu negara di masa depan, maka lihatlah bagaimana pemuda di negara itu hari ini," tutur Senator asal Jawa Timur itu saat mengawali sambutan sebagai pembicara utama di acara Webinar Pemuda Bulan Bintang (Pelantang) yang mengangkat tema 'Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh; Era Baru Pemuda Tangguh', Sabtu (25/9).

BACA JUGA: LaNyalla: Amendemen Harus Jadi Momentum Penguatan DPD RI

Menurut LaNyalla, kalimat tersebut menunjukkan generasi muda memiliki peranan besar dan penting bagi suatu bangsa.

"Terlebih di masa yang akan datang, karena generasi mudalah yang kelak akan menjadi pemimpin, yang akan meneruskan estafet sejarah kehidupan, menggantikan para pemimpin yang ada sekarang," katanya.

BACA JUGA: LaNyalla Beberkan Alasan DPD RI Mendukung Amendemen Konstitusi

LaNyalla mengaku selalu menyempatkan diri menghadiri organisasi kepemudaan, karena ingin memupuk kesadaran berbangsa dan bernegara, sekaligus ruang untuk memastikan masa depan Indonesia yang lebih baik.

Menurut pandangannya, pemuda tangguh artinya pemuda yang sulit dikalahkan atau kuat sekali.

BACA JUGA: Pencetus Terbentuknya DPD Sebut Kewenangan Lembaga Ini Sekarang Dimandulkan

Arti kata tangguh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti sulit dikalahkan atau kuat sekali.

"Sehingga, apa yang diharapkan oleh panitia melalui webinar kali ini, adalah kader-kader Pemuda Bulan Bintang seharusnya menjadi para pemuda yang sulit dikalahkan atau kuat sekali. Tentu dalam arti yang luas yakni kuat karakternya, kuat kepribadiannya, kuat moral dan akhlaknya serta kuat ilmu pengetahuannya," terang LaNyalla.

LaNyalla melanjutkan, tidak lama lagi Indonesia akan memasuki era bonus demografi, dalam menyongsong 100 tahun Indonesia pada 2045.

Bonus demografi Indonesia, kata LaNyalla menjadi dua sisi mata uang.

"Di satu sisi adalah berkah atau peluang, tetapi di satu sisi bisa jadi musibah atau ancaman," tutur LaNyalla.

Indonesia akan memasuki puncak bonus demografi pada 2030-2040. Pada masa itu, penduduk usia produktif yang berusia 15-40 tahun berjumlah lebih banyak dibandingkan penduduk dengan usia tidak produktif. Artinya, Indonesia akan didominasi oleh para pemuda.

Pertumbuhan penduduk usia produktif diprediksi oleh Bappenas, akan mencapai 64 persen dari total penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa. Puncaknya, angkatan kerja Indonesia mencapai 71 persen.

"Melimpahnya usia produktif bisa menjadi peluang, karena dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi negara. Sebaliknya, jika besarnya usia produktif tidak dibarengi dengan tersedianya lapangan pekerjaan, maka hal itu justru akan berpotensi meningkatkan jumlah pengangguran dan banyak permasalahan sosial lainnya," tutur LaNyalla.

LaNyalla menyebut bonus demografi menjadi berkah jika SDM berkualitas dan berimbas pada pertumbuhan ekonomi negara.

"Sebaliknya, bencana demografi akan terjadi jika jumlah penduduk yang berada pada usia produktif ini justru tidak memiliki kualitas yang baik, sehingga menghasilkan pengangguran massal dan menjadi beban negara," ujarnya.

LaNyalla mengingatkan dunia saat itu juga mengalami perubahan yang luar biasa yang ditandai dengan banyak hal. Pertama, pada saat itu penduduk dunia menjadi 9,45 miliar manusia, tersebar 55 persen di Asia.

Jenis pekerjaan akan berubah drastis. Pekerjaan yang sekarang ada, bisa jadi menjadi tidak ada, karena sudah tergantikan oleh otomasi yang menggunakan artificial intelligence.

"Ini semua menjadi tantangan Indonesia menyambut tahun 2045. Yang di satu sisi harus dikelola untuk menjadi momentum Indonesia Emas," kata LaNyalla.

Oleh karena itu, Indonesia juga harus mampu memproyeksikan dan memetakan apa yang dibutuhkan Indonesia pada saat itu. Sehingga, Indonesia mampu menyambut era bonus demografi.

"Termasuk, menyiapkan sumber daya manusia dengan kualifikasi Generasi Emas 2045 yang tentu harus dipikirkan dan dipersiapkan dari sekarang," papar dia.

Dalam konteks tersebut, LaNyalla menilai organisasi kepemudaan seperti Pemuda Bulan Bintang harus berperan aktif menyiapkan Generasi Emas tersebut.

Pemuda sebagai bagian dari stakeholders masyarakat sekaligus wajah bangsa di masa depan memiliki peran dan fungsi yang sangat besar dalam aspek moral, sosial dan intelektual.

"Sudah sepatutnya memiliki kerangka acuan dan penafsiran yang jelas, atau lebih sering kita dengar kesadaran ideologi. Dan saya percaya, Pemuda Bulan Bintang memiliki kesadaran ideologi yang kuat," tegas LaNyalla. (jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler