Lapangan Baru Senilai Rp 967 juta Kok Udah Rusak

Jumat, 23 Juni 2017 – 23:59 WIB
Ilustrasi sepak bola. Foto: AFP

jpnn.com, SURABAYA - Fasilitas olahraga di Kota Surabaya terus ditambah. Namun, tidak seluruhnya berkondisi baik.

Ada yang pembangunannya dikerjakan asal-asalan. Misalnya, lapangan sepak bola di Gayung Kebonsari.

BACA JUGA: Calon Rektor Tersandung Kasus Nikah Palsu

Di lapangan tersebut, banyak rumput yang mati dan mengering. Padahal, lapangan tersebut belum diserahkan ke pemkot.

Nilai lelang proyek itu mencapai Rp 967 juta.

BACA JUGA: Tumben, Penumpang Mudik Masih Sepi di Terminal

Berdasar pantauan di lapangan, dua pekerja terlihat memperbaiki rumput lapangan.

Mereka adalah Arif Pambudi dan Joko. Keduanya berbagi tugas. Arif memperbaiki rumput di bagian pinggir, sedangkan Joko di tengah.

BACA JUGA: Jelang Idulfitri, Polda Kalteng Gencarkan Patroli Cegah Militan Marawi

Di pinggir lapangan, sebagian rumput ditanam ulang. Saat melangkah makin ke tengah, sebagian besar rumput terlihat rusak.

Beberapa hari lalu hujan turun. Kaki seperti menginjak karpet basah. Petak-petak rumput yang ditanam tampak mengelupas.

Wakil Ketua DPRD Surabaya Aden Darmawan datang mengunjungi lapangan tersebut kemarin.

Kebetulan, rumahnya hanya berjarak 2 kilometer dari lokasi.

Dia sempat berkeliling untuk melihat kualitas pengerjaan lapangan tersebut.

"Kok mati kabeh sukete (kok mati semua rumputnya, Red)," kata politikus Gerindra itu.

Dia mempermasalahkan banyaknya pasir batu di lapangan.

Menurut dia, hal itu hanya jadi akal-akalan kontraktor. Sebab, tanah taman yang seharusnya dipakai lebih mahal.

Aden menyatakan, dinas pemuda dan olahraga (dispora) dan kelurahan setempat seharusnya tahu permasalahan tersebut.

Dengan begitu, pengerjaan proyek yang hampir selesai itu tidak molor karena spesifikasinya tidak sesuai.

"Selama pengerjaan, ke mana saja pejabatnya? Apalagi, proyek ini berada di belakang kantor kelurahan," tegasnya.

Keluhan tentang lapangan olahraga juga disampaikan Ketua RT 1, RW 3, Nambangan Perak, Kelurahan Kedung Cowek, Dicky Ayoga.

Wujudnya adalah lapangan futsal. Pengerjaannya dilakukan asal jadi.

"Ada lapangan, tapi tanpa pagar pembatas," ucapnya. Warga berinisiatif membuat pagar dari jaring ikan bekas.

Itu adalah inisiatif para anggota karang taruna. Jika tidak begitu, lapangan tidak bisa dipakai.

"Kalau dilihat mengenaskan," lanjutnya.

Kepala Dispora Afghani Wardhana menyampaikan, lapangan di Gayung Kebonsari sudah dicek.

Dispora meminta kontraktor memperbaiki sampai rumput bisa dipakai. "Sampai sekarang, proyek belum kami bayar," ungkapnya.

Kabid Sarpras Dispora Edi Santoso menambahkan, dispora tidak akan membayar proyek yang bermasalah.

Kini pihaknya menunggu kontraktor melakukan perbaikan.

Mengenai lapangan futsal di Nambangan Perak, dia menerangkan bahwa lapangan itu dikerjakan dengan anggaran minim.

Dia berjanji melanjutkan pengerjaan lapangan tersebut. "Itu kan ada jogging track-nya juga. Nanti dilanjut," tambahnya. (sal/c16/fal/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pria Ini Akhiri Hidup dengan Cara Mengenaskan Setelah 10 Tahun Cerai dengan Istrinya


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler